Türkİye, Budaya

Masjid Biru Istanbul jalani pemugaran menyeluruh

Masjid Biru Istanbul mengalami pemugaran besar pertama kali sejak dibuka untuk beribadah pada awal abad ke-17

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 20.05.2019 - Update : 21.05.2019
Masjid Biru Istanbul jalani pemugaran menyeluruh Masjid Biru Istanbul karya arsitektur Ottoman yang tengah dipugar. (Foto file – Anadolu Agency)

Ankara

Cigdem Alyanak

ISTANBUL 

Masjid dengan 6 menara pertama dan satu-satunya karya arsitektur Ottoman, Masjid Biru, menjalani pemugaran paling komprehensif dalam sejarah 400 tahun berdiri.

Ikon Istanbul itu dibangun oleh arsitek Sedefkar Mehmet Aga mengikuti perintah Sultan Ottoman Ahmed I dan dibuka untuk beribadah pada 1617.

Masjid itu dibangun di seberang museum Hagia Sophia yang telah berfungsi sebagai gereja pada waktu itu.

Pejabat lokal Direktorat Yayasan Turki Mursel Sari mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pemugaran Masjid Biru dimulai sejak 6 Juli 2017.

Pekerjaan restorasi Masjid Sultan Ahmet - nama lain dari masjid itu - disponsori oleh seorang pengusaha Turki.

Dermaga baja yang menjulang setinggi 43 meter dari tanah ke kubah masjid dipasang untuk restorasi.

"Ada kesulitan tertentu dalam proses restorasi ... kita tidak boleh mengganggu ibadah dan perlu tidak menghambat masuknya pengunjung," ujar Sari.

Masjid Biru memiliki 21.043 ubin dengan lebih dari 50 desain yang diproduksi di bengkel Iznik dan Kutahya pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17.

"Ada 50 pola yang berbeda di ubin ini, karena ubin dan karya-karya pensil di dinding bagian dalam didominasi warna biru, orang asing menyebut tempat ini Masjid Biru," ungkap Sari.

Gambar tangan di dinding bagian dalam kubah utama yang tingginya 43 meter dari tanah digosok, dibersihkan dan direvisi oleh ahli pemugaran.

Gerbang masjid berusia 400 tahun itu disimpan di sebuah bengkel yang didirikan di halaman masjid.

Di tengah pekerjaan restorasi, para jamaah tetap melaksanakan ibadah salat di masjid, yang mampu menampung sekitar 30.000 wisatawan setiap hari.

Sari mengatakan pekerjaan restorasi bisa memakan waktu dan uang lebih banyak daripada yang diproyeksikan sebelum proyek dimulai.

"Pada awal pemulihan kami memperkirakan bahwa proyek akan selesai dalam empat tahun, itu adalah target kami, tetapi proses ini dapat diperpanjang ketika kami menghadapi situasi yang tidak terduga," tambah dia.

Sari mengatakan bahwa biaya konstruksi pada awalnya adalah TRY35 juta (sekitar Rp. 83,5 miliar).

Angka ini diperkirakan akan naik menjadi TRY60 juta (sekitar Rp. 143,2 miliar) dari waktu ke waktu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.