Dunia, Budaya

Cendekiawan Balkan soroti persatuan dan desak upaya global untuk akhiri genosida Gaza

Deklarasi akhir 'Pertemuan Cendekiawan Balkan ke-2' menyerukan negara-negara Muslim untuk mengambil langkah konkret guna mengakhiri kekejaman di Gaza dan menegakkan nilai-nilai moral dan keluarga

Cihan Demirci  | 03.11.2025 - Update : 03.11.2025
Cendekiawan Balkan soroti persatuan dan desak upaya global untuk akhiri genosida Gaza

EDIRNE, Turkiye

Serangkaian pertemuan Cendekiawan Balkan yang berakhir pada Minggu di provinsi Edirne di barat laut Turkiye, menyerukan upaya global untuk mengakhiri genosida Gaza.

Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh kantor Gubernur Edirne dengan bekerja sama dengan Yayasan Mimar Sinan dan Platform Kerja Sama Kota Balkan.

Para pemimpin agama dan cendekiawan dari Makedonia Utara, Kosovo, Albania, Serbia, Bosnia dan Herzegovina, Trakia Barat, Bulgaria, Rumania, Slovenia, Montenegro, Kroasia, dan Krimea menghadiri acara dua hari tersebut.

Pada sesi penutupan, deklarasi akhir pertemuan dibacakan oleh Nasrullah Hacimuftuoglu, ketua Yayasan Cendekiawan Islam.

Hacimuftuoglu mengatakan para peserta bertukar pandangan tentang berbagai isu, termasuk layanan keagamaan, kegiatan budaya, tantangan keluarga, dan persatuan umat Islam, dengan perhatian khusus pada krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.

Pernyataan akhir tersebut menekankan kebutuhan mendesak bagi dunia Islam untuk mengambil inisiatif aktif dan berorientasi pada hasil guna menghentikan apa yang disebutnya “genosida” yang dilakukan oleh Israel di Gaza.

"Meskipun prinsip-prinsip yang tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan dengan dukungan dari negara-negara yang menandatanganinya, negara teroris Zionis Israel telah melakukan genosida di Gaza di depan mata seluruh umat manusia selama lebih dari dua tahun," kata Hacimuftuoglu.

“Menghadapi hal ini, dunia Islam harus mengambil langkah konkret dan mengintensifkan upaya untuk mengakhiri tragedi ini.”

Hacımuftuoglu mengkritik “standar ganda” negara-negara yang, meskipun berjanji untuk menegakkan hak asasi manusia, tetap diam - atau bahkan mendukung - serangan Israel yang tidak pandang bulu terhadap warga sipil, termasuk bayi, anak-anak, perempuan, dan orang tua.

Ia juga mencatat bahwa meskipun gencatan senjata telah dideklarasikan, Israel masih melanjutkan operasinya di Gaza, dan menyerukan agar inisiatif sipil global seperti “Armada Sumud Global” dan “Armada Kebebasan untuk Gaza” diperkuat sebagai sarana perlawanan damai.

Beralih ke tantangan sosial, Hacimuftuoglu memperingatkan terhadap apa yang ia gambarkan sebagai upaya global untuk mengikis nilai-nilai moral dan keluarga melalui politik, hukum, ekonomi, budaya, media, dan pendidikan.

"Keluarga bukan sekadar kontrak hukum, melainkan institusi moral dan agama," ujarnya. "Upaya penguatannya harus bertumpu pada fondasi material dan spiritual. Jika tidak, masyarakat berisiko mengalami pendudukan mental, keterasingan, dan fragmentasi."

Hacimuftuoglu menggarisbawahi pentingnya solidaritas di antara ulama dan pemimpin opini Islam dalam mengatasi tantangan yang dihadapi komunitas Muslim.

"Pertemuan-pertemuan seperti ini harus diadakan lebih sering," ujarnya. "Khususnya di Balkan, para cendekiawan harus berperan aktif dalam mencegah provokasi dan kerusuhan sosial. Lembaga sipil dan resmi harus bertindak secara bertanggung jawab untuk mencegah insiden yang dapat membahayakan hati nurani publik."

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.