Regional

Indonesia kembali desak militer Myanmar hentikan kekerasan terhadap sipil

Pemerintah Indonesia menyatakan hingga kini belum berencana melakukan evakuasi WNI

Erric Permana  | 04.03.2021 - Update : 04.03.2021
Indonesia kembali desak militer Myanmar hentikan kekerasan terhadap sipil Pengunjuk rasa terkena gas air mata yang ditembakkan pasukan keamanan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar pada 3 Maret 2021. (Stringer - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Pemerintah Indonesia kembali mendesak kepada pemerintah junta militer Myanmar tidak melakukan kekerasan terhadap warga sipil.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan militer Myanmar harus menghindari bertambahnya korban jiwa dan luka-luka di kalangan masyarakat sipil.

"Indonesia kembali mendesak security forces Myanmar untuk tidak menggunakan kekerasan," jelas Faizasyah kepada Anadolu Agency melalui pesan singkat pada Kamis.

Terkait dengan memanasnya kondisi di Myanmar, Faizasyah mengatakan hingga kini pemerintah belum berencana mengevakuasi WNI.

Sebelumnya, NGO pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan lebih dari 50 tewas dan hampir 1.500 orang telah ditangkap sehubungan dengan kudeta militer sejak 1 Februari hingga 1 Maret 2021.

Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melansir sampai dengan 3 Maret, total 1.498 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sehubungan dengan kudeta militer.

“Hingga saat ini, lebih dari 50 orang tewas terbunuh karena kekerasan dan penumpasan sewenang-wenang,” ujar AAPP dalam pernyataannya di Myanmar pada Kamis.

AAPP juga mengatakan sebanyak 1.192 orang masih dipenjara atau menghadapi tuntutan, termasuk 4 orang yang telah divonis.

“AAPP memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang mengorbankan nyawa dan kebebasannya untuk memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia,” ujar AAPP.

AAPP mengungkapkan meskipun junta Myanmar melancarkan aksi “terorisme” terhadap pengunjuk rasa, para demonstran terus melanjutkan protes damai mereka terhadap kudeta militer di seluruh negeri.

AAPP mengatakan militer melancarkan serangan kepara pengunjuk rasa damai di Yangon, Mandalay, Pyin Oo Lwin, Myingyan, Monywa, Mawlamyine, Loikaw, Yay, Myitkyina, Hpakant, Pyay, Pathein, Taung Twin Gyi, Shwebo, Myan Aung dan Salin.

“Selama penumpasan, warga berhadapan dengan granat kejut, bom asap, gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam,” terang AAPP.

Utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mencatat 38 orang tewas pada Rabu menyusul protes massa antikudeta di Myanmar.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın