Nasional

Pariwisata Bali dibuka bagi wisatawan lokal

Obyek wisata yang dibuka antara lain wisata alam atau area terbuka seperti pantai, danau, dan kawasan pegunungan

Nicky Aulia Widadio  | 10.07.2020 - Update : 14.07.2020
Pariwisata Bali dibuka bagi wisatawan lokal Ilustrasi: Pemandangan Pantai Kedonganan diambil pada Hari Bumi 2020 di Bali, Indonesia pada 22 April 2020. Beberapa pantai terlihat lebih bersih ketika pemerintah Bali menutup tempat pariwisata dan membatasi kegiatan sosial untuk mencegah penyebaran wabah virus korona. (Mahendra Moonstar - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Pariwisata di Bali kembali dibuka khusus untuk turis lokal atau masyarakat Bali sejak Kamis, 9 Juli 2020.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Aswata mengatakan tempat wisata yang sudah dibuka antara lain terdiri dari wisata alam atau area terbuka seperti pantai, danau serta kawasan pegunungan.

Pasalnya, wisata alam dan tempat terbuka memiliki risiko penularan Covid-19 yang rendah.

“Untuk tempat spa, klub malam, diskotek sementara ini belum boleh dulu. Nanti ada waktunya,” tutur Putu, kepada Anadolu Agency, Jumat.

Setiap pengelola dan wisatawan juga wajib mematuhi protokol kesehatan seperti memeriksa suhu tubuh pengunjung, menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, dan tidak bepergian saat sakit.

Putu menuturkan akan ada petugas yang mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan di setiap objek wisata.

Jika pelaksanaan wisata lokal berjalan lancar, Bali akan membuka akses untuk wisatawan dalam negeri pada 31 Juli 2020 dan untuk wisatawan asing pada 11 September 2020.

“Nanti akan kita evaluasi lagi. Kalau kasus Covid-19 kembali meningkat, maka aktivitas bisa dihentikan,” tutur dia.

Bali melaporkan total 2.024 kasus Covid-19 sejauh ini, dimana ada penambahan 11 kasus baru pada Kamis.

Peta risiko yang diterbitkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan mayoritas wilayah di Bali termasuk dalam zona oranye atau berisiko tingkat sedang dalam penularan Covid-19.

Dua wilayah masih masuk kategori zona merah (risiko tinggi) yakni Denpasar dan Badung.

Pertimbangkan ekonomi warga

Sejak Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020, sektor pariwisata yang menjadi andalan masyarakat Bali sangat terpukul secara ekonomi.

Situasi ini menjadi landasan utama Pemerintah Provinsi Bali membuka wisata setelah empat bulan hampir tidak ada geliat.

“Untuk mencari jalan keluar antara ekonomi dan kesehatan ini lah kita jembatani,” kata Putu.

“Jadi pedagang di tempat wisata misalnya bergeliat sedikit lah, ada uang untuk beli beras dan kebutuhan pokok,” lanjut dia.

Pada 2019 lalu, Bali dikunjungi 16,8 juta wisatawan domestik dan mancanegara. Putu mengatakan ada rata-rata 530 ribu wisatawan asing per bulan.

“Dengan empat bulan sudah tidak ada wisatawan, jadi sudah lebih dari 2 juta potensi wisatawan asing yang hilang,” kata dia.

Pelaku pariwisata di Bali, lanjut dia, berharap banyak dengan pembukaan sektor ini agar roda ekonomi kembali bergerak.

Terutama pada Oktober hingga Desember yang biasanya menjadi puncak kunjungan wisatawan asing.

Pemerintah daerah, kata Putu, akan semaksimal mungkin mengawasi aktivitas wisata agar tidak berujung pada penambahan kasus baru.

Pintu masuk di Bali baik melalui jalur udara, darat maupun laut akan diawasi dan setiap orang yang berkunjung diminta membawa hasil rapid test atau PCR.

“Kalau sudah terbukti dia negatif, silakan masuk ke Bali, tetapi kalau positif otomatis harus dikarantina,” ujar Putu.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.