Nasional

Indonesia butuh strategi kebudayaan di tengah pusaran global

Indonesia memiliki pengalaman sejarah berkenaan dengan seni dan budaya yang pernah menjadi alat propaganda ideologi yang bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kata wakil menteri agama

Pizaro Gozali Idrus  | 02.08.2022 - Update : 04.08.2022
Indonesia butuh strategi kebudayaan di tengah pusaran global Wakil Menteri Agama Indonesia Zainut Tauhid Sa’adi. (Foto file - Anadolu Agency)

JAKARTA 

Indonesia menyampaikan bahwa kebudayaannya saat ini dihadapkan pada pusaran arus globalisasi yang sangat dinamis dan multi dimensional.

Meski demikian, Indonesia tidak memerlukan ”revolusi kebudayaan”, tetapi membutuhkan ”strategi kebudayaan” untuk bisa bertahan.

Pesan ini disampaikan Wamenag saat memberikan sambutan pada Multaqa Lembaga Seni, Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia. Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian Milad ke-47 MUI yang diperingati setiap 26 Juli.

”Indonesia membutuhkan strategi kebudayaan untuk bertahan di tengah pusaran global,” terang Wakil Menteri Agama Indonesia Zainut Tauhid Sa’adi dalam acara Milad ke-47 MUI pada Senin malam.

Indonesia, kata Zainut, memiliki pengalaman sejarah berkenaan dengan seni dan budaya yang pernah menjadi alat propaganda ideologi yang bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Dalam konteks kekinian, sarana dan media seni-budaya generasi millennial tidak boleh kehilangan orientasi keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya ketimuran dengan menjunjung tinggi norma-norma kesopanan,” jelasnya.

”Dalam pandangan hidup muslim, tidak dapat dibenarkan liberalisasi seni dengan slogan ‘seni untuk seni’. Tetapi seni dan budaya sebagai karya cipta manusia tidak boleh dipisahkan dari tujuan hidup manusia sebagai hamba Allah,” sambungnya.

Seni dan budaya, kata Zainut, tidak boleh dijauhkan dari tujuan pembangunan manusia dan masyarakat yang bermoral, beragama, dan berkeadaban.

Di tengah arus budaya global dan teknologi informasi, kata dia, umat Islam dan bangsa Indonesia harus memiliki ketahanan kultural dalam memilah dan memilih unsur-unsur budaya dari luar yang tidak bertentangan dengan pandangan hidup masyarakat.

“Ketahanan kultural paling kokoh adalah yang bersumber dari pandangan hidup, akidah dan way of life yang kita yakini, yaitu ajaran dan nilai-nilai agama. Jangan kita menjadi bangsa yang terombang-ambing dalam arus perubahan, menjadi bangsa yang rapuh dan kehilangan kepribadian di tengah pusaran budaya global,” pesannya.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın