Nasional

Ulama Indonesia minta KTT OKI bentuk pasukan perdamaian

Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin mengaku akan memboikot AS dan Israel jika pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak dicabut

Pizaro Gozali İdrus  | 12.12.2017 - Update : 12.12.2017
Ulama Indonesia minta KTT OKI bentuk pasukan perdamaian Umat Muslim berkumpul di kompleks Masjid Al-Aqsa untuk berdemonstrasi soal pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 8 Desember 2017. (Salih Zeki Fazlıoğlu – Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Pizaro Gozali İdrus

JAKARTA

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus melahirkan tindakan konkret untuk melindungi Masjid Al Aqsha.

Menurut Wasekjen MUI Zaitun Rasmin, salah satu bentuk nyata membela Palestina adalah mengirim pasukan perdamaian negara-negara muslim.

“Kita akan suarakan hal itu pada demo besar-besaran pada hari Minggu,” ujar Zaitun di Jakarta, Selasa.

Zaitun menilai negara-negara muslim memiliki kemampuan mengirim pasukan perdamaian., apalagi masalah Palestina tidak lagi menjadi perhatian negara Arab, tapi juga negara-negara muslim lainnya.

“Turki, Indonesia, dan Malaysia sudah berbicara keras soal perlindungan terhadap Palestina,” jelas Zaitun

Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin mendesak Presiden Donald Trump untuk membatalkan keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Jika AS masih tetap dalam kebijakannya, MUI akan memboikot AS dan Israel,” jelas Ma’ruf.

Ma’ruf meminta Presiden Joko Widodo membawa aspirasi masyarakat Indonesia dalam KTT OKI di Istanbul dan mendorong PBB menghukum AS.

“Penjajahan tidak sesuai dengan UUD 1945. Sikap ormas Islam semuanya kompak membela Palestina,” jelas Ma’ruf.

Kemendikbud kaji buku ibu kota Israel

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengaku banyak mendapatkan keluhan terkait buku IPS kelas VI SD karangan Sutoyo dan Leo Agung yang mencantumkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Kita sudah proses laporan terkait buku ini, tapi kami belum bisa memastikan apakah buku tersebut terbitan Kemendikbud,” ujar Humas Kemendikbud Ari Santoso kepada Anadolu Agency, Selasa.

Ari mengaku belum bisa berkomentar lebih banyak mengenai langkah Kemendikbud selanjutnya karena proses pengkajian buku masih berlangsung.

“Saya belum berani bicara karena semuanya masih proses,” ujar Ari.

Namun, Kemendikbud berjanji mengambil langkah tegas jika buku tersebut terbukti keliru. “Nanti kami akan kabari hasilnya,” terang Ari.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.