Nasional, Regional

Kasus kerja paksa, pemerintah setop kirim mahasiswa kuliah-magang ke Taiwan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir mengatakan pengiriman dan penghentian perekrutan tersebut akan dilanjutkan setelah adanya kesepakatan pengelolaan yang lebih baik

Erric Permana  | 03.01.2019 - Update : 03.01.2019
Kasus kerja paksa, pemerintah setop kirim mahasiswa kuliah-magang ke Taiwan Ilustrasi: Masyarakat beribadah di Kuil Longshan, sebuah kuil agama rakyat Tiongkok, di Distrik Wanhua, Taipei, Taiwan pada 28 Oktober 2018. (Cansu Dikme - Badan Anadolu)

Jakarta Raya

Erric Permana

JAKARTA

Kementerian Luar Negeri Indonesia menghentikan sementara program perekrutan serta pengiriman mahasiswa skema kuliah-magang menyusul adanya praktik kerja paksa terhadap 300 mahasiswa Indonesia di Taiwan.

Mahasiswa yang kuliah di Perguruan Tinggi Hsing Wou di Distrik Linkou, Taipei, Taiwan itu diduga menjadi korban melalui program magang kerja sama kampus dengan perusahaan.

Melalui keterangan resminya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanatha Nasir mengatakan pengiriman dan penghentian perekrutan tersebut akan dilanjutkan setelah adanya kesepakatan pengelolaan yang lebih baik.

Pemerintah Indonesia juga kata dia telah mendapat laporan dari Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) d Taipei mengenai adanya permasalahan yang dihadapi mahasiswa Indonesia peserta kuliah-magang di sana.

"Menindak lanjuti laporan ini, KDEI Taipei telah meminta keterangan dan berkoordinasi dengan otoritas setempat guna mendalami implementasi skema kuliah-magang yang berlangsung mulai 2017 tersebut," ujar Armanatha melalui keterangan resminya yang diterima Anadolu Agency pada Rabu malam.

Menurut Armanatha, KDEI Taipei telah meminta otoritas setempat untuk mengambil langkah menindaklanjuti adanya isu mengenai pekerja paksa itu sesuai aturan di sana.

"Guna melindungi kepentingan serta keselamatan mahasiswa peserta skema kuliah-magang," jelas dia.

Sebelumnya, berdasarkan hasil investigasi anggota parlemen di sana ratusan mahasiswa mengalami kerja paksa di sebuah pabrik lensa kontak.

Mereka bekerja dari pagi hingga malam dan harus berdiri selama 10 jam.

Pabrik tersebut juga hanya memberikan waktu istirahat selama dua jam. Sementara mahasiswa muslim yang bekerja diberi makan yang tidak halal.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.