ISTANBUL

Nilai pasar Turkish Airlines mencapai 191,3 miliar lira Turki (USD10,26 miliar), melebihi maskapai penerbangan Jerman Lufthansa yang nilainya EUR9,28 miliar (USD9,73 miliar).

Harga saham maskapai penerbangan Turki, yang berada di 20,02 lira Turki (USD1,54) pada 31 Desember 2021, melonjak 592,3 persen menjadi 138,6 lira Turki (USD7,43) pada Senin.

Nilai tukar USD/TRY berada di 13 pada akhir tahun 2021 dan 18,64 pada Selasa ini.

Di sisi lain, harga saham Lufthansa juga melonjak 25,7 persen dari awal tahun ini.

Sementara Turkish Airlines dengan cepat mengatasi dampak keuangan negatif dari pandemi Covid-19 dan meningkatkan keuntungannya dengan sangat besar pada 2022 berkat pergerakannya dalam skala global, sementara pemulihan yang dialami Lufthansa pasca-pandemi tidaklah mudah.

Pada kuartal ketiga tahun ini, total pendapatan Turkish Airlines, USD6,1 miliar, melampaui total pendapatannya pada periode yang sama tahun 2019 sebesar 52 persen, sementara pendapatan kargo udara meningkat sebesar 110 persen menjadi sekitar USD880 juta selama periode yang sama.

Laba bersih perusahaan mencapai USD1,5 miliar pada kuartal ketiga.

Sementara pandemi menyebabkan krisis besar bagi industri penerbangan global, sebagai pemilik Eurowings, Swiss, Brussels, dan Austrian Airlines; Lufthansa Group juga mengalami kebangkrutan.

Pemerintah Swiss, Austria dan Belgia, dan terutama pemerintah Jerman, menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan dengan memberikan paket bailout EUR9 miliar pada 2020.

Akibat penurunan permintaan penumpang di masa pandemi, dan maskapai sulit menghimpun dana melalui penambahan modal.

Dengan pulihnya permintaan penumpang, Lufthansa Group mengumpulkan EUR2,14 miliar pada Oktober 2020 untuk membayar kembali sebagian dari paket bantuan publik.