
Jakarta Raya
JAKARTA
Saham Grup AirAsia dan afiliasinya AirAsia X melonjak pada awal perdagangan pada Selasa di tengah berita pengembangan vaksin Covid-19.
Pada pukul 9.05 pagi, harga saham AirAsia, yang merupakan maskapai penerbangan murah, naik 14 sen menjadi 67.5 sen ringgit Malaysia. Satu ringgit Malaysia setara dengan 0.24 USD.
AmInvestment Research sudah merekomendasikan investor untuk meringankan posisi mereka yang sebelumnya fokus pada sentimen pandemi, yaitu memilih saham sarung tangan dan menggantinya dengan fokus sentimen pemulihan atau saham-saham yang bakal pulih.
"Dengan berita positif terbaru [vaksin] yang datang secara tiba-tiba, kami memperkirakan adanya volatilitas [di pasar] karena investor secara bersamaan ramai-ramai keluar [melepas aset] saham-saham sarung tangan pada saat yang sama," kata AmInvestment Research, lansir The Star.
AmInvestment Research menaikkan nilai wajar harga saham AirAsia Berhad sebesar 55 persen menjadi 68 sen ringgit Malaysia, dari sebelumnya 44 sen ringgit Malaysia.
Prediksi ini mengacu pada rasio earning per share (EPS) 10 kali untuk proyeksi full year 2022 (FY22F) naik dari sebelumnya 6,5 kali EPS.
EPS atau yang disebut juga sebagai laba per saham adalah rasio keuangan yang mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh per lembar saham yang beredar.
Semakin tinggi, maka keuntungan berpotensi kian besar.
EPS ini merepresentasikan jumlah uang yang akan diterima oleh para pemegang saham atas setiap lembar saham yang dimilikinya saat pembagian keuntungan saham yang beredar pada akhir tahun.
Kenaikan proyeksi EPS AirAsia ini mencerminkan prospek yang jauh lebih positif bagi industri penerbangan setelah munculnya dari vaksin Covid-19 yang sangat efektif, terutama vaksin dari Pfizer dan BioNTech.
AmInvestment Research menyampaikan ketersediaan vaksin membuat perjalanan lintas batas dicabut yang memungkinkan penumpang untuk kembali terbang setelah hampir setahun lockdown.
“Ini sangat meningkatkan kepastian penghasilan AirAsia,” kata AmInvestment Research.
Meskipun demikian, lembaga penelitian itu tidak menilai AirAsia sebagai Beli langsung karena kebutuhan mendesak maskapai, termasuk AirAsia, untuk merekapitalisasi neraca mereka atas kerugian besar yang mereka derita di tengah jatuhnya perjalanan udara sejak pandemi.
“Kami mewaspadai potensi penyesuaian penurunan tajam pada harga saham AirAsia jika terjadi peningkatan ekuitas yang sangat dilutif,” kata AmInvestment Research.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.