
Jakarta Raya
JAKARTA
Pemerintah mengatakan saat ini terdapat tujuh program di sektor pertanian dan perikanan untuk penguatan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program pertama berupa pembangunan food estate (di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara) berbasis korporasi dalam kerangka penguatan sistem pangan nasional.
“Kedua, berupa pengembangan klaster bisnis padi menggunakan pendekatan pengelolaan lahan yang awalnya tersegmentasi menjadi satu area,” ujar Menko Airlangga dalam acara Jakarta Food Security Summit secara virtual, Rabu.
Dia menambahkan program ketiga yang dilakukan berupa pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor dengan model kemitraan Creating Shared Value (CSV) antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan petani.
Selanjutnya, pemerintah mendorong kemitraan inklusif Closed Loop pada komoditas hortikultura sebagai bentuk implementasi sinergi antara akademisi, bisnis, pemerintah dan komunitas (ABGC).
“Kelima, pengembangan 1.000 desa sapi program untuk peningkatan populasi dan produktivitas sapi,” tambah Menko Airlangga.
Kemudian, program keenam berupa pengembangan industri rumput laut nasional untuk mengoptimalkan produksi dalam negeri, serta program ketujuh berupa pengembangan korporasi petani dan nelayan dengan arah menuju sistem agribisnis hulu-hilir yang mengedepankan pemberdayaan.
“Pemerintah juga mengupayakan pemulihan ekonomi melalui simplifikasi ekspor dan sinkronisasi ekspor impor dengan mengembangkan National Logistics Ecosystem (NLE),” lanjut dia.
Menko Airlangga mengatakan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi salah satu sektor yang selalu tumbuh positif meskipun dalam kondisi pandemi saat ini.
Pada kuartal kedua lalu, sektor tersebut tumbuh 2,19 persen secara tahunan, sementara pada kuartal ketiga tumbuh 2,15 persen secara tahunan.
“Kontribusi nilai ekspor sektor pertanian mencapai USD0,4 miliar atau 3,0 persen dari total ekspor Indonesia,” ungkap dia.
Menko Airlangga mengatakan ekspor sektor pertanian mengalami kenaikan signifikan di masa pandemi Covid-19 yang dapat dilihat pada Oktober 2020 yang meningkat 23,8 persen secara tahunan dan 1,26 persen secara bulanan.
Dia melanjutkan bahwa dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga telah digelontorkan stimulus ekonomi untuk membantu dunia usaha, termasuk stimulus yang bertujuan menjaga kinerja di sektor pertanian dan perikanan.
Stimulus tersebut antara lain program padat karya pertanian, program padat karya perikanan, bantuan presiden produktif UMKM sektor pertanian, subsidi bunga mikro/kredit usaha rakyat, dan dukungan pembiayaan koperasi dengan skema dana bergulir.