Ketahanan pangan Indonesia masih baik di tengah ancaman krisis
Kekuatan pangan Indonesia saat ini masih bisa disebut stabil dengan jumlah stok beras yang banyak sekitar 1,42 juta ton yang tersebar di gudang Bulog seluruh Indonesia dan juga pasar

Jakarta Raya
JAKARTA
Badan Urusan Logistik (Bulog) mengatakan kondisi ketahanan pangan di Indonesia saat ini masih cukup baik di tengah adanya ancaman krisis pangan dunia yang disampaikan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan kondisi pangan khususnya beras masih aman karena sedang dalam persiapan memasuki masa panen.
“Saya kira tidak usah khawatir karena cuaca di negara kita tidak se-ekstrem prediksi di luar negeri,” jelas Budi dalam diskusi virtual, Selasa.
Menurut dia, faktor cuaca tersebut membuat produksi pangan di Indonesia masih aman dengan masih banyaknya panen di beberapa wilayah Indonesia, yang pada awalnya dia memprediksi saat ini sudah tidak ada panen lagi.
“Di beberapa wilayah di Indonesia hari ini juga mulai masa tanam berikutnya. Artinya, kita tiga bulan lagi akan melakukan panen lagi di luar dari pada yang sekarang dipanen di beberapa wilayah yang masih memproduksi pangan,” ungkap Budi.
Oleh karena itu, Budi menilai kekuatan pangan Indonesia saat ini masih bisa disebut stabil dengan jumlah stok beras yang banyak sekitar 1,42 juta ton yang tersebar di gudang Bulog seluruh Indonesia dan juga pasar.
Meski begitu, Budi mengatakan saat ini juga sedang mempersiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk pada saat masa paceklik produksi beras yang diperkirakan terjadi pada September nanti, melalui penyerapan gabah sehingga stok pangan khususnya beras akan aman hingga akhir tahun.
Selain itu, Budi mengatakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga sedang mendorong ketahanan pangan di berbagai wilayah seperti Kalimantan dan Papua dengan mempersiapkan sumber pangan lain selain beras.
“Jangan hanya melihat pangan dari sisi beras, karena pangan lain ada banyak seperti kentang, umbi-umbian, dan sagu di daerah Indonesia Timur juga harus kita kelola dengan baik,” tambah dia.
Budi mencontohkan bahwa produksi sagu di Papua sangat besar apabila dikelola dengan baik bisa mencapai 450 juta ton per tahun, sementara konsumsi sagu untuk masyarakat Indonesia dalam satu tahun hanya 36 juta ton.
“Kita produksinya masih banyak, terutama pangan secara keseluruhan di luar beras sebenarnya kita kuat,” imbuh dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.