Inggris alami penurunan produktivitas terbesar dalam 250 tahun
Tiga faktor yang diduga sebagai penyebab kemerosotan: melambatnya perkembangan teknologi informasi, krisis keuangan 2008, dan Brexit

Greater London
Karim El-Bar
LONDON
Sebuah studi mengungkapkan bahwa Inggris mengalami penurunan produktivitas ekonomi terburuk dalam 250 tahun terakhir.
Hasil penelitian oleh akademisi Inggris itu akan dirilis secara lengkap pekan ini.
Pada 2018, produktivitas Inggris 19,7 persen, lebih rendah dari produktifitas sebelum krisis keuangan 2008 dan menjadikannya penurunan terbesar sejak Revolusi Industri antara 1760-1800, sekitar 250 tahun yang lalu.
Depresi Hebat selama periode 1930-an memperlihatkan penurunan produktivitas sebesar 5,3 persen.
Produktivitas adalah output ekonomi per jam kerja dan merupakan pusat peningkatan PDB nasional dan upah pribadi.
Laporan itu ditulis bersama oleh Nicholas Crafts dan Terence Mills, masing-masing adalah profesor di Universitas Sussex dan Universitas Loughborough, yang akan dipublikasikan oleh jurnal National Institute Economic Review pada 6 Februari.
Crafts, seorang profesor sejarah ekonomi, mengatakan bahwa dia tidak dapat mengatakan dengan pasti alasan di balik perlambatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Tetapi kami dapat memberikan dugaan bahwa kombinasi dari keadaan yang merugikan, yang belum pernah terjadi sebelumnya, mungkin bertanggung jawab atas sebagian besar penguapan pertumbuhan produktivitas sejak 2008," imbuh dia.
Crafts menambahkan bahwa kondisi yang tidak menguntungkan termasuk perlambatan teknologi informasi, implikasi dari krisis keuangan dan Brexit yang akan datang.
“Sangat mengejutkan. Brexit akhirnya datang menjelang akhir periode 10 tahun ini. Jelas, kami belum melihat efek pamungkas pada biaya perdagangan, tetapi itu merusak investasi dan mengalihkan banyak waktu manajerial ke perencanaan kontingensi daripada apa yang Anda anggap sebagai aktivitas yang lebih produktif," ujar dia.
Sejumlah ekonom mengatakan bahwa kecerdasan buatan dan robot harus lebih kuat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas ekonomi secara keseluruhan di abad ke-21.