Dunia

Yulia Skripal mengaku 'beruntung bertahan hidup' setelah diracun

Putri eks-agen Rusia berkata hidupnya berubah drastis sejak peristiwa peracunan

Ahmet Gurhan Kartal  | 24.05.2018 - Update : 25.05.2018
Yulia Skripal mengaku 'beruntung bertahan hidup' setelah diracun

London, City of

Ahmet Gurhan Kartal

LONDON

Yulia Skripal, yang diracun bersama-sama dengan ayahnya, eks-agen mata-mata Rusia Sergei Skripal dalam serangan racun saraf di Inggris pada Maret lalu berkata dirinya dan sang ayah "sangat beruntung" bertahan hidup setelah upaya pembunuhan terhadap mereka.

Berbicara kepada media Inggris untuk pertama kalinya sejak keluar dari Rumah Sakit Daerah Salisbury pada April setelah mengalami koma selama 20 hari, Skripal berkata bahwa dia ingin kembali ke negaranya "suatu saat nanti".

"Bahwa racun saraf dipakai untuk melakukan ini adalah hal yang mengagetkan," kata Skripal kepada Reuters dalam wawancara eksklusif.

"Hidup saya berubah drastis," ujarnya.

"Saat saya bangun, baru saya mengetahui kalau kami berdua diracun," kisah Skripal, yang berbicara dari sebuah lokasi rahasia di London, di bawah perlindungan pihak berwajib.

"Kami berdua sangat beruntung karena bertahan hidup setelah usaha pembunuhan. Proses penyembuhan kami sangat lama dan teramat menyakitkan," terang dia melalui pernyataan tertulis.

Skripal, 66 tahun, dan putrinya dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan tak sadarkan diri pada 4 Maret di Salisbury.

"Tuan Skripal dan putrinya diracun dengan racun saraf kelas-militer dengan tipe yang dikembangkan oleh Rusia, khususnya dari kelompok Novichok," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May setelah serangan tersebut.

Sergei Skripal diperbolehkan pulang dari rumah sakit yang sama pada Jumat lalu.

Nick Bailey, polisi lokal yang juga terkena efek racun saraf saat memberikan pertolongan pertama kepada Skripal, diperbolehkan pulang beberapa hari setelah serangan.

Insiden ini mengingatkan pada kematian mantan agen KGB, Alexander Litvinenko, pada 2006 karena meminum teh yang dibubuhi bahan radioaktif. Mantan pengawal KGB yang diidentifikasi sebagai tersangka dalam pembunuhan ini menyangkal keterlibatannya.

Sergei Skripal diberikan suaka di Inggris setelah program pertukaran mata-mata antara AS dengan Rusia pada 2010. Sebelum pertukaran ini, dia ditahan selama 13 tahun di penjara Rusia karena membocorkan informasi kepada intelijen Inggris.

Rusia melewati tenggat waktu yang diberikan oleh London untuk menjelaskan bagaimana racun saraf yang dipakai oleh militer bisa digunakan dalam serangan tersebut.

Sebanyak 121 doplomat Rusia diusir dari berbagai negara, setelah Inggris mengusir 23 diplomat Rusia.

NATO dan Uni Eropa mendukung Inggris dan mengutuk serangan tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.