Politik, Dunia, Ekonomi

Uni Eropa tegas tolak Rusia kembali ke G8

Alasan mengapa Rusia tidak diundang pada 2014 masih berlaku, kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 25.08.2019 - Update : 26.08.2019
Uni Eropa tegas tolak Rusia kembali ke G8 Presiden Dewan Eropa Donald Tusk berbicara dalam sebuah konferensi pers dengan Presiden Georgia Salome Zourabichvili (tidak terlihat) di sebuah hotel di Batumi, Georgia pada 11 Juli 2019. (Davit Kachkachishvili - Anadolu Agency)

Ankara

Diyar Guldogan

ANKARA

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk pada Sabtu mengatakan bahwa Uni Eropa bagaimanapun juga tidak menyetujui kembalinya Rusia ke G8.

"Satu tahun yang lalu, di Kanada, Presiden [AS] Donald Trump menyarankan mengembalikan Rusia ke G7, menyatakan secara terbuka bahwa pencaplokan Krimea oleh Rusia sebagian dibenarkan. Dan bahwa kita harus menerima fakta ini. Dalam kondisi apa pun kita tidak bisa menyetujui logika ini," ujar Tusk.

Pernyataan itu disampaikan menjelang KTT G7 di kota Biarritz, Prancis, tempat para pemimpin dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat sedang berkumpul.

Rusia dikeluarkan dari G8 pada 2014 karena pencaplokan ilegal Krimea dari Ukraina serta dukungan politik dan militernya untuk separatis di Ukraina timur.

"Ketika tiba pada spekulasi tentang mengundang Rusia ke meja, saya ingin mengatakan ini. Pertama: alasan mengapa Rusia tidak diundang pada 2014, masih berlaku. Terlebih lagi, ada alasan baru, seperti provokasi Rusia pada Laut Azov," kata Tusk.

Dia juga mengatakan bahwa Rusia tidak mengupayakan jalur demokrasi liberal, supremasi hukum dan hak asasi manusia.

Tusk menambahkan akan lebih baik jika mengundang Ukraina sebagai tamu ke pertemuan G7 berikutnya.

"Hari ini saya akan mencoba meyakinkan lawan bicara saya bahwa akan lebih baik mengundang Ukraina, sebagai tamu tentu saja, ke pertemuan G7 berikutnya, untuk mendengarkan pendapat Presiden baru [Volodymyr Zelensky]," tutur dia.

Hubungan antara Kiev dan Moskow memburuk setelah Rusia mencaplok Krimea, menyusul pemungutan suara kemerdekaan ilegal pada 2014.

PBB, AS, Uni Eropa dan Turki tidak mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.