ISTANBUL

Ukraina pada Senin mengatakan bahwa sedikitnya tujuh orang tewas dan 22 lainnya terluka dalam serangan udara Rusia pada Senin dini hari di ibu kota negara itu, Kyiv.

“Dua puluh dua orang terluka dalam serangan malam musuh di ibu kota. Saat ini, 12 dari mereka berada di rumah sakit kota. Sisanya dirawat oleh dokter di tempat. Saat ini, enam orang telah dipastikan tewas,” kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko di Telegram.

Dia mengatakan bahwa serangan itu mengakibatkan kerusakan parah pada sebuah bangunan lima lantai di distrik Shevchenkivskyi di ibu kota, dan dia menambahkan bahwa pekerjaan pencarian dan penyelamatan di tempat kejadian masih berlangsung.

Klitschko lebih lanjut mengatakan bahwa gelombang ledakan juga merusak apartemen di gedung hunian 25 lantai di dekatnya.

Dia melanjutkan dengan mencatat bahwa kerusakan pada bangunan non-perumahan dan bangunan tempat tinggal pribadi juga tercatat di distrik Solomianskyi, Darnytskyi, Sviatoshynskyi, Podilskyi, dan Holosiivskyi di Kyiv.

“Setelah serangan terhadap fasilitas program nuklir Iran, terjadi banyak kegaduhan di Moskow — para pemimpin Rusia secara performatif mengutuk tindakan 'rudal dan bom'.

"Hari ini, Moskow bungkam setelah tentara Rusia melancarkan serangan yang sepenuhnya sinis menggunakan pesawat nirawak dan rudal Shahed Rusia-Iran terhadap infrastruktur sipil di Kyiv dan kota-kota serta komunitas lain di negara kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada X setelah serangan itu.

Memperhatikan bahwa seseorang juga tewas di kota Bila Tserkva di wilayah sekitar Kyiv setelah sebuah pesawat tak berawak menyerang sebuah rumah sakit, Zelenskyy mengklaim bahwa laporan awal menunjukkan senjata balistik dari Korea Utara juga digunakan dalam serangan terhadap ibu kota tersebut.

Angkatan Udara Ukraina mengklaim di Telegram bahwa pertahanan udara negara itu menembak jatuh 146 dari 352 pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Rusia, serta 12 dari 16 rudal yang ditembakkan selama serangan semalam.

"Arah utama serangan adalah kota Kyiv!" tambahnya.

Otoritas Rusia belum segera mengomentari klaim Ukraina.