Elena Teslova

MOSKOW

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia siap untuk bereaksi cepat terhadap kekhawatiran Turki di Suriah.

Berbicara kepada wartawan di Brasil setelah KTT BRICS pada Kamis, Putin mengatakan dia berhubungan dekat dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tentang penyelesaian Suriah.

"Saya tahu bahwa dia memiliki keprihatinan tentang organisasi tertentu, tetapi kami sepakat selama percakapan telepon terakhir kami bahwa, mengingat tingkat interaksi kami di sana, pihak Turki akan menyampaikan kekhawatirannya pada situasi tertentu di zona tersebut kepada rekan-rekan Rusia di tingkat kerja operasional," ujar dia.

"Dan jika kita benar-benar melihat ada pelanggaran, kita siap untuk bereaksi dengan cepat," tambah presiden.

Mengomentari peran AS dalam memerangi Daesh/ISIS, Putin mengatakan, baik negara dan Presiden Donald Trump berkontribusi terhadap kekalahan kelompok teroris itu di Suriah.

Tetapi, kata dia, Rusia menganggap kehadiran AS di Suriah tidak sah karena pasukan negara itu memasuki wilayah Suriah tanpa resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Setiap pengamat netral akan melihat dan menyaksikan apa peran Rusia, mengingat intensitas pertempuran dan hasilnya," tutur dia.

Putin mencatat bahwa Rusia telah mencapai tujuannya di Suriah, yaitu untuk mencegah kembalinya teroris - yang berasal dari negara-negara bekas Soviet - ke negara asalnya, karena dapat menimbulkan ancaman keamanan.

"Setelah menguasai perbatasan Turki-Suriah, menjadi lebih mudah untuk menangani gerakan para teroris," ungkap dia.

Presiden menambahkan bahwa informasi tentang gerilyawan di kamp-kamp pengungsi memudahkan tugas tersebut.

Putin saat ini melihat perlunya fokus pada penyelesaian masalah di provinsi Idlib Suriah, serta mengatasi masalah yang tersisa di tepi timur Sungai Eufrat dan wilayah tenggara Al-Tanf.