Dunia, Nasional

Pelaksanaan umrah akan lebih ketat dengan biaya lebih mahal

Kapasitas Masjidil Haram mungkin tidak akan terpakai seluruhnya pada penyelenggaraan umrah nanti bila kembali dibuka di masa pandemi

Iqbal Musyaffa  | 03.08.2020 - Update : 05.08.2020
Pelaksanaan umrah akan lebih ketat dengan biaya lebih mahal ILUSTRASI: Masjidil Haram. (Ümit Çetin - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Pemerintah Arab Saudi diperkirakan membuka kembali ibadah umroh dengan protokol kesehatan yang lebih ketat serta biaya yang lebih mahal seperti pada ibadah haji tahun ini.

Konsul Haji Indonesia di Jeddah Endang Jumali mengatakan biaya umroh menjadi lebih tinggi karena adanya prosedur dan pengaturan yang lebih ketat pada saat tawaf, sa’i, dan prosesi ibadah lainnya.

“Keberhasilan menggelar ibadah haji tahun ini tentu jadi patokan untuk penerapan protokol kesehatan,” jelas Endang dalam diskusi virtual, Senin.

Menurut dia pemerintah Arab Saudi tidak akan menggunakan seluruh kapasitas Masjidil Haram untuk menampung

Kapasitas Masjidil Haram mungkin tidak akan terpakai seluruhnya pada penyelenggaraan umrah nanti bila kembali dibuka di masa pandemi.

Bila pada haji dibatasi hanya 1.000 jamaah, dia mengatakan pada saat umrah pembatasan mungkin dilakukan hanya untuk 3.000 jamaah pada setiap sesi ibadah umrah.

“Dengan protokol kesehatan bisa diterapkan pola seperti itu,” kata dia.

Endang mengatakan ada kemungkinan Arab Saudi membatasi usia calon jamaah umrah.

Dia juga menambahkan kasus Covid-19 di Arab Saudi terus berangsur turun sehingga kemungkinan ibadah umrah bisa kembali dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Pada tanggal 25 Juli ada 2.200 kasus baru Covid-19, dan pada 2 Agustus tinggal 1.357 kasus,” kata Endang.

Endang mengatakan ada kemungkinan pada September nanti Arab Saudi kembali membuka penerbangan internasional untuk umrah.

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kondisi kasus Covid-19 di Indonesia pada September nanti yang hingga saat ini kasusnya semakin meningkat.

“Kita harap aturan terkait umrah segera diberikan ke kita karena kita akan terus koordinasi dengan deputi umrah Saudi agar bisa mendapatkan paling tidak informasi awalnya,” imbuh dia.

Sementara itu, Endang menambahkan dalam penyelenggaraan umrah pada 2019 lalu, terdapat 167 kasus jamaah yang harus mendapatkan perawatan inap, 4 jamaah wafat, dan 23 orang dipulangkan atas rekomendasi rumah sakit.

“Apapun yang kita lakukan dalam penanganan umrah mengatasnamakan bangsa dan negara,” tutur dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.