Dunia

PBB ungkap 35 juta orang di seluruh dunia berisiko mati kelaparan

Pelapor khusus PBB mengatakan 16 juta nyawa anak terancam dan 150 juta lainnya menderita malnutrisi

Gülsüm İncekaya  | 02.09.2021 - Update : 03.09.2021
PBB ungkap 35 juta orang di seluruh dunia berisiko mati kelaparan Ilustrasi: Anak-anak di Kongo menikmati hidangannya. (JC Wenga - Anadolu Agency )

Istanbul

Gulsum Incekaya

ISTANBUL

Lebih dari 30 juta orang meninggal karena kelaparan di seluruh dunia, menurut pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan.

Berbicara kepada Anadolu Agency, Hilal Elver mengatakan setidaknya 155 juta orang di 55 negara menghadapi krisis pangan tahun lalu, dan jumlahnya kini meningkat menjadi 265 juta karena pandemi Covid-19.

"35 juta orang di seluruh dunia terancam mati kelaparan atau menghadapi risiko kematian," ungkap Elver.

Menurut dia, perubahan iklim global, depresi ekonomi, ketidakstabilan politik, epidemi, dan konflik telah mempercepat krisis pangan di seluruh dunia, yang menyebabkan 821 juta orang saat ini kesulitan mendapatkan akses makanan.

Elver mencatat kebakaran hutan dan banjir semakin sering terjadi dalam 10 tahun terakhir, sehingga ini menjadi salah satu faktor terpenting yang akan memicu krisis pangan di tahun-tahun mendatang.

"Meskipun langkah-langkah yang sangat serius telah diambil, jumlah orang yang rawan pangan meningkat secara bertahap dalam lima tahun terakhir," tambah dia.

Pakar PBB itu mengatakan perubahan iklim dan krisis pangan merupakan masalah global yang membutuhkan kebijakan global.

98 juta menghadapi rawan pangan akut di Afrika

Elver menyebutkan Sudan Selatan, Yaman, Somalia, Afghanistan, Suriah, Republik Demokratik Kongo, dan Haiti termasuk di antara 10 negara teratas yang menghadapi krisis pangan terburuk sepanjang tahun 2020.

“16 juta anak di bawah usia lima tahun berisiko meninggal di 55 negara atau wilayah. Sekitar 150 juta anak di seluruh dunia menderita kekurangan gizi," ungkap dia.

Dia menambahkan bahwa Afghanistan akan menjadi salah satu negara yang akan menghadapi krisis pangan di tahun-tahun mendatang, sehingga nasib hampir satu juta anak Afghanistan pun terancam.

Elver memperingatkan Benua Afrika kemungkinan besar menghadapi masalah pangan karena lahan pertanian yang subur di Afrika Utara, yang kondisinya lebih baik daripada Afrika Sub-Sahara, dibeli oleh negara-negara kaya.

Menurut pakar PBB, perubahan iklim dan krisis pangan mungkin memicu gelombang baru migrasi di dunia, sementara 80 juta orang di seluruh dunia sedang bermigrasi.

*Ditulis oleh Seda Sevencan


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın