Dunia

PBB desak India dan Pakistan untuk redakan ketegangan

Juru bicara Sekretaris Jenderal mengatakan PBB akan menawarkan diri untuk menjadi penengah atas permintaan kedua belah pihak

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 20.02.2019 - Update : 20.02.2019
PBB desak India dan Pakistan untuk redakan ketegangan Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (Foto file - Anadolu Agency)

Washington DC

Umar Farooq

WASHINGTON (AA) - PBB mendesak India dan Pakistan untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi ketegangan dan menawarkan untuk menengahi jika kedua pihak setuju.

"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara kedua negara setelah serangan itu," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam sebuah konferensi pers Selasa.

Dujarric merujuk pada insiden meledaknya sebuah bom mobil mematikan pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 44 pasukan paramiliter di Jammu dan Kashmir.

Jaish-e-Mohammad, sebuah kelompok militan di Jammu dan Kashmir, mengaku bertanggung jawab dan merilis sebuah video di akun media sosial milik pelaku bom bunuh diri berusia 22 tahun itu.

Pemerintah India menuding Pakistan berada di balik serangan itu, tuduhan yang ditolak keras oleh Islamabad.

"Sekretaris jenderal menekankan pentingnya kedua belah pihak untuk melakukan pengekangan maksimum dan mengambil langkah segera menuju de-eskalasi," ujar Dujarric.

Dia juga mengatakan PBB akan tersedia untuk menawarkan peran mediasi jika kedua belah pihak meminta.

Menurutnya, Guterres juga telah dijadwalkan untuk bertemu dengan utusan Pakistan untuk PBB.

Sebelumnya, Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, menyatakan keprihatinannya terkait laporan dari India bahwa beberapa elemen menggunakan serangan Pulwama sebagai pembenaran untuk ancaman dan potensi aksi kekerasan yang menargetkan komunitas Kashmir dan Muslim.

Jammu dan Kashmir, sebuah wilayah di Himalaya yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dikuasai oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sebagian kecil Kashmir juga dikuasai oleh China.

Sejak berpisah pada 1947, India dan Pakistan telah berperang sebanyak tiga kali - pada 1948, 1965 dan 1971 - dua di antaranya memperebutkan Kashmir.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.