Palestina di hati masyarakat Indonesia
Sudah beberapa kampanye solidaritas Palestina digelar di berbagai kota

Regional
Iqbal Musyaffa
JAKARTA
Terik panas Kamis siang di kota Jakarta bukan penghalang bagi ribuan massa dari berbagai lembaga untuk menyerukan dukungan bagi kemerdekaan Palestina. Selepas shalat zuhur berjama’ah, mereka menggelar long march dari Masjid al-Bina, Senayan menuju gedung parlemen DPR/MPR yang berjarak 2,3 KM.
Pekik suara takbir membahana mengiri langkah kaki mereka sepanjang jalan menuju DPR. Orasi disampaikan silih berganti oleh para orator dari atas mobil komando untuk terus membakar semangat massa. “Israel telah melakukan aksi biadab dengan menutup Masjid al-Aqsa dan melarang muslim di sana beribadah,” pekik suara lantang sang orator.
Massa berbaris rapih dengan pria di barisan depan dan wanita di belakang. Tujuan mereka datang ke gedung parlemen guna menyampaikan aspirasi, sekaligus dukungan kepada parlemen dan pemerintah Indonesia agar tak lelah menyuaraka pembelaan terhadap Palestina.
Aksi massa ini bukan pertama kali dilakukan. Sudah beberapa kampanye solidaritas di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, dan Makassar.
Meskipun terbentang jarak ribuan kilometer antara Jakarta dan Jerusalem, warga Palestina sangat dekat di hati masyarakat Indonesia, khususnya para komunitas muslim. Secara historis, Palestina juga merupakan salah satu negara awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Maka tidak heran, pada masa pemilihan presiden tahun 2014 lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan siap terus memberikan dukungan demi kemerdekaan Palestina. Suatu sikap yang konsisten disuarakan hingga kini di berbagai forum Internasional.
Bahkan terbaru, Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Duta Besar Triansyah Djani dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB mendesak dunia agar memberikan perlindungan terhadap warga Palestina dari kekerasan tentara Israel.
Indonesia menyatakan tidak dapat menoleransi kekerasan sistemik dan pelanggaran terhadap hak-hak dasar Bangsa Palestina, termasuk hak untuk menjalankan ibadah keagamaan.
Parlemen Indonesia melalui Komisi I yang bergerak di bidang luar negeri, pertahanan, dan informasi menyambut hangat perwakilan massa aksi dan duduk bersama untuk mendengarkan aspirasi demonstran.
Dalam pertemuan tersebut, koordinator lapangan Aliansi Pemuda Islam untuk Pembebasan al-Aqsa, Fahrudin Alwi, mengharapkan pemerintah mengambil tindakan nyata terhadap rakyat Palestina.
“Semua orang merasa resah atas tindakan Israel di al-Aqsa. Masyarakat Indonesia akan terus meminta pemerintah menyampaikan dukungan atas perjuangan rakyat Palestina,” ujar Fahrudin.
Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, mengatakan pemerintah Indonesia baik legislatif maupun eksekutif terus memantau setiap perkembangan yang terjadi di Palestina.
“Kita terus memantau untuk kemudian diambil langkah diplomasi. Beberapa waktu yang lalu kita meminta Menlu berkomunikasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan di Palestina,” terang Abdul.
Ia juga menyampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah melakukan pembicaraan intens tentang tindakan Israel di Masjid al-Aqsa dengan Menlu Jordania, Turki, dan Amerika Serikat.
“Perwakilan tetap kita di PBB juga sudah berbicara dan mendesak dunia internasional memberikan perlindungan terhadap Palestina,” beber Abdul.
Wakil Ketua Komisi I, Asril Hamzah Tanjung, menghimbau umat Islam dunia bersatu dan menjalin solidaritas agar bisa semakin kuat menentang penjajahan Israel.
“Saat ini, umat Islam tidak bersatu, ditambah dengan stigma dan stereotype sebagai agama yang dekat dengan radikalisme dan terorisme. Ini tentu saja merupakan grand design dari pihak-pihak yang tidak ingin Islam bersatu dan menjadi kuat,” pungkas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.