Dunia

NATO akan mulai tarik semua pasukan dari Afghanistan

Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan penarikan penuh akan diselesaikan dalam beberapa bulan

Michael Gabriel Hernandez  | 15.04.2021 - Update : 16.04.2021
NATO akan mulai tarik semua pasukan dari Afghanistan Pasukan NATO memeriksa lokasi serangan bunuh diri di Kabul, Afghanistan pada 31 Mei 2017. Sedikitnya 80 orang tewas dan lebih dari 350 luka-luka akibat ledakan itu. ( Haroon Sabawoon - Anadolu Agency )

Washington DC

Michael Hernandez

WASHINGTON 

NATO akan mulai menarik semua pasukan negara anggota dari Afghanistan pada 1 Mei.

Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg pada Rabu mengatakan penarikan yang teratur, terkoordinasi dan disengaja akan selesai dalam beberapa bulan.

"Kami menghadapi dilema karena alternatif untuk pergi dengan tertib adalah bersiap untuk komitmen militer jangka panjang terbuka dengan kemungkinan lebih banyak pasukan NATO," kata Stoltenberg pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Brussel.

Dia mengatakan bahwa langkah ini bukan akhir dari hubungan NATO dengan Afghanistan, melainkan awal dari babak baru

Komentar tersebut muncul setelah Presiden AS Joe Biden secara resmi mengumumkan bahwa AS akan menarik semua pasukannya pada 11 September, tepat pada peringatan 20 tahun serangan teroris 9/11 yang mendorong invasi AS di negara itu.

Biden mengatakan konflik selama dua dekade telah berlalu setelah hampir 2.400 anggota militer tewas dan puluhan ribu lainnya terluka.

"Kita pergi ke Afghanistan karena serangan mengerikan yang terjadi 20 tahun lalu, itu tidak dapat menjelaskan mengapa kita harus tetap di sana pada 2021," ungkap dia.

Biden mangatakan perang di Afghanistan tidak pernah dimaksudkan sebagai upaya multi-generasi.

“Kami diserang. Kami pergi berperang dengan tujuan yang jelas. Kami mencapai tujuan tersebut dan Laden mati,” ujar dia.

Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda yang mengaku bertanggung jawab atas serangan 9/11, tewas di tangan pasukan AS.

Sebelumnya, Taliban, yang menguasai negara itu pada 2001, menolak menyerahkan bin Laden ke AS, sehingga mendorong invasi ke Afghanistan.
Austin mengatakan pasukan AS dan NATO telah menyelesaikan misi mereka untuk membuat kemungkinan ancaman dari al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya berkurang.

"Hari ini, orang-orang Afghanistan mengawasi jalan mereka sendiri, mereka membela kepentingan mereka sendiri, mereka memilih pemimpin mereka sendiri, banyak dari mereka adalah wanita," kata Austin.

Namun, dia tidak membantah bahwa kekerasan masih ada dan Taliban masih akan berusaha merusak kemajuan yang sudah dicapai.

“Dan itulah mengapa kami mendukung sepenuh hati upaya diplomatik yang sedang berlangsung untuk mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan dan politik yang didukung oleh rakyat Afghanistan sendiri,” tambah Austin.

Permusuhan meningkat secara dramatis di seluruh Afghanistan sejak September ketika Amerika Serikat dan Taliban menandatangani kesepakatan untuk menarik pasukan AS, dan memulai negosiasi intra-Afghanistan untuk mengakhiri perang yang berlangsung selama hampir dua dekade.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.