Masjid yang terancam punah di Athena
Ulama di Yunani sesalkan kondisi ibadah yang kurang higenis bagi umat Islam di ibu kota Yunani

Fatih Hafiz Mehmet
ANKARA
Seorang petinggi agama Islam di Athena, Yunani menyayangkan kondisi umat Islam disana yang terpaksa beribadah di ruang bawah tanah atau tempat yang kurang bersih lainnya.
"Yunani merupakan satu-satunya negara Uni Eropa yang tidak memiliki masjid di ibu kotanya," kata Ibrahim Serif, kepala Dewan Penasehat Minoritas Turki Trakia Barat, kepada Anadolu Agency dalam wawancara eksklusif.
Ada sekitar setengah juta umat Muslim di Athena, kata Serif.
"Mereka beribadah di tempat-tempat yang tidak higenis. Terdapat kebutuhan mendesak untuk pembangunan masjid," tekan dia.
Serif mengatakan memang sedang dilakukan konstruksi masjid, namun dia memperkirakan masih akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum masjid itu dibuka untuk warga.
Menurut rencananya, masjid resmi pertama kota Athena sejak abad ke-19 itu akan dibuka pada akhir tahun ini.
Masjid terancam punah
Serif juga mengatakan sejumlah masjid kecil di kota-kota Alexandria, Veroia, Thessaloniki dan Didymoteicho ditutup oleh pihak berwenang di Yunani.
"Warga setempat awalnya mendirikan asosiasi kemudian menjadikan tempat itu sebagai masjid. Masjid itu lalu ditutup."
Serif mengatakan pihak berwenang beralasan tidak adanya pintu kebakaran sebagai dalih penutupan masjid. Selain itu, Serif mengatakan banyak monumen peninggalan Kesultanan Ottoman di Yunani dibiarkan hancur, termasuk sejumlah masjid yang runtuh di pulau Rhodes dan Kos.
Dia mengatakan LSM asal Turki, TIKA, memperbaiki banyak monumen Ottoman di wilayah Balkan namun tidak diperbolehkan melakukan itu di Yunani.
"Contohnya, Masjid Celebi Mehmet di Didymoteicho mengalami kebakaran beberapa bulan lalu. Itu merupakan masjid bersejarah, namun dibiarkan saja begitu selama tiga bulan belakangan. Saya tidak tahu bagaimana nasibnya," keluh Serif.