Politik, Dunia

Kremlin sebut pertemuan Putin-Zelensky tak mungkin dilakukan sebelum akhir Agustus

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pertemuan puncak Rusia-Ukraina harus menghasilkan penyelesaian, posisi kedua belah pihak saat ini saling bertentangan

Elena Teslava  | 25.07.2025 - Update : 25.07.2025
Kremlin sebut pertemuan Putin-Zelensky tak mungkin dilakukan sebelum akhir Agustus

MOSKOW

Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelum sampai akhir Agustus nampak sangat tidak mungkin, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat.

Berbicara pada jumpa pers di Moskow, Peskov mengatakan pertemuan tingkat tinggi Rusia-Ukraina harus menyelesaikan penyelesaian dan meresmikan semua persyaratan yang disepakati.

"Bisakah proses yang sangat rumit seperti itu diselesaikan dalam 30 hari? Jelas, itu hampir mustahil," ujar Peskov ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan puncak para pemimpin sebelum akhir Agustus.

Selain itu, rancangan nota kesepahaman dari Rusia dan Ukraina saling bertentangan, sehingga mustahil untuk mendamaikan posisi mereka dalam penyelesaian dalam jangka waktu pendek, imbuh dia.

"Posisi kami sudah diketahui secara luas, dan hal itu tertuang dalam draf memorandum yang diserahkan kepada pihak Ukraina," sebut Peskov, sambil menambahkan bahwa kedua belah pihak masih memiliki pekerjaan besar yang harus diselesaikan.

Rusia menuntut agar Ukraina mempertahankan status netral, non-sekutu, dan mengakhiri kehadiran militer asing di wilayahnya. Sementara itu, Zelenskyy menyebut persyaratan tersebut sebagai ultimatum, dan menginginkan gencatan senjata serta perundingan tatap muka dengan Putin.

Pada 23 Juli, Istanbul menjadi tuan rumah putaran ketiga negosiasi langsung Rusia-Ukraina untuk menyelesaikan konflik. Sebelum pertemuan tuntas, kepala delegasi Vladimir Medinsky dan Rustem Umerov mengadakan diskusi pribadi.

Bagian utama pembicaraan berlangsung sekitar 40 menit, di mana kedua belah pihak meninjau kembali posisi mereka sebagaimana yang diuraikan dalam rancangan memorandum.

Beralih ke perang Israel di Palestina, Peskov mengatakan Rusia mendukung solusi dua negara yang diakui secara internasional untuk konflik Israel-Palestina.

"Solusi dua negara untuk penyelesaian di Timur Tengah selalu dibahas dan tertuang dalam dokumen-dokumen terkait. Rusia secara konsisten berpegang teguh pada sikap ini," tutur Peskov.

Dia juga menanggapi pertanyaan apakah Moskow mendukung pengumuman Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Paris akan secara resmi mengakui negara Palestina pada sidang Majelis Umum PBB bulan September nanti.

Pada Mei lalu, Irlandia, Spanyol, dan Norwegia mendeklarasikan pengakuan mereka terhadap negara Palestina.

Uni Soviet mengakui negara Palestina pada tahun 1988.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.