TEHERAN, Iran
Iran tidak berupaya mengembangkan senjata nuklir, kata Wakil Menteri Luar Negeri negara itu pada Selasa, menegaskan bahwa Teheran bertujuan untuk mencapai kesepakatan nuklir damai dengan Amerika Serikat.
Berbicara di Forum Strategis Abu Dhabi, Saeed Khatibzadeh menekankan bahwa program nuklir Teheran bersifat damai dan didasarkan pada kemampuan domestik Iran.
“Senjata nuklir bukan bagian dari program Iran,” ujar Khatibzadeh, yang juga memimpin Pusat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Iran.
Namun, diplomat senior Iran itu menuduh Washington mengirimkan “pesan-pesan kontradiktif mengenai negosiasi nuklir Iran melalui pihak ketiga.”
Khatibzadeh mengatakan bahwa mencapai kesepakatan dengan AS hanya mungkin dilakukan dalam kerangka arahan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang secara konsisten menekankan pentingnya dialog yang didasarkan pada saling menghormati antara kedua pihak.
Iran, tegasnya, tidak akan berkompromi terkait isu-isu keamanan nasionalnya.
Pernyataan ini muncul di tengah kebuntuan antara Iran dan AS mengenai upaya melanjutkan diplomasi nuklir tidak langsung, yang terhenti setelah serangan Israel pada pertengahan Juni. Serangan tersebut terjadi hanya dua hari sebelum dijadwalkannya putaran keenam negosiasi nuklir tidak langsung Iran-AS yang dimediasi oleh Oman.
Pejabat Iran menyalahkan AS atas serangan Israel yang memicu perang selama 12 hari antara kedua musuh bebuyutan itu, yang menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas di Iran, termasuk beberapa komandan senior.
Pada Senin sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan bahwa hubungan Iran dengan AS dibentuk oleh “pengalaman historis yang panjang,” sejalan dengan pidato terbaru Ayatollah Khamenei.
“Ada yang menyarankan agar Iran mengambil ‘langkah berani sepihak’ sambil mengabaikan agresi dan perilaku regional Amerika, tetapi ini keliru. AS menyerang Iran, membanggakannya, lalu mengklaim siap untuk bernegosiasi,” ujarnya.
Iran menegaskan bahwa pihaknya tetap mematuhi kewajiban nuklirnya sebagai penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) dan membela program pengayaan uranium hingga 60 persen. Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan negara-negara Barat telah mempertanyakan program tersebut.
Iran tidak berupaya mengembangkan senjata nuklir, kata Wakil Menteri Luar Negeri negara itu pada Selasa, menegaskan bahwa Teheran bertujuan untuk mencapai kesepakatan nuklir damai dengan Amerika Serikat.
Berbicara di Forum Strategis Abu Dhabi, Saeed Khatibzadeh menekankan bahwa program nuklir Teheran bersifat damai dan didasarkan pada kemampuan domestik Iran.
“Senjata nuklir bukan bagian dari program Iran,” ujar Khatibzadeh, yang juga memimpin Pusat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Iran.
Namun, diplomat senior Iran itu menuduh Washington mengirimkan “pesan-pesan kontradiktif mengenai negosiasi nuklir Iran melalui pihak ketiga.”
Khatibzadeh mengatakan bahwa mencapai kesepakatan dengan AS hanya mungkin dilakukan dalam kerangka arahan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang secara konsisten menekankan pentingnya dialog yang didasarkan pada saling menghormati antara kedua pihak.
Iran, tegasnya, tidak akan berkompromi terkait isu-isu keamanan nasionalnya.
Pernyataan ini muncul di tengah kebuntuan antara Iran dan AS mengenai upaya melanjutkan diplomasi nuklir tidak langsung, yang terhenti setelah serangan Israel pada pertengahan Juni. Serangan tersebut terjadi hanya dua hari sebelum dijadwalkannya putaran keenam negosiasi nuklir tidak langsung Iran-AS yang dimediasi oleh Oman.
Pejabat Iran menyalahkan AS atas serangan Israel yang memicu perang selama 12 hari antara kedua musuh bebuyutan itu, yang menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas di Iran, termasuk beberapa komandan senior.
Pada Senin sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan bahwa hubungan Iran dengan AS dibentuk oleh “pengalaman historis yang panjang,” sejalan dengan pidato terbaru Ayatollah Khamenei.
“Ada yang menyarankan agar Iran mengambil ‘langkah berani sepihak’ sambil mengabaikan agresi dan perilaku regional Amerika, tetapi ini keliru. AS menyerang Iran, membanggakannya, lalu mengklaim siap untuk bernegosiasi,” ujarnya.
Iran menegaskan bahwa pihaknya tetap mematuhi kewajiban nuklirnya sebagai penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) dan membela program pengayaan uranium hingga 60 persen. Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan negara-negara Barat telah mempertanyakan program tersebut.
