
Jakarta Raya
Pizaro Gozali
JAKARTA
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian di Yerusalem dan Gaza.
Jusuf Kalla menyerukan kepada negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk bersatu membantu kesulitan negara Palestina.
“Saya hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini dengan hati sedih, melihat terus jatuhnya korban sipil di Gaza. Kekerasan demi kekerasan terjadi,” ujar Jusuf Kalla saat menyampaikan pidato pada KTT luar biasa OKI di Istanbul, Turki, Jumat.
Jusuf Kalla mengatakan ketidakadilan di Palestina terus terjadi tanpa ada yang dapat menghentikannya.
“Kejadian beberapa hari ini mengingatkan saya pada apa yang terjadi 70 tahu lalu,” ucap Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla merasa kian miris saat mencermati pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem pada 14 Mei 2018.
Netanyahu mengatakan antara lain "Yerusalem tidak dapat dipisahkan. Jerusalem menjadi ibukota Israel". Menurut Jusuf Kalla, pernyataan ini sangat berbahaya.
“Pidato tersebut penuh arogansi dan menghancurkan harapan rakyat Palestina. Harapan kita semua dan dunia,” tegas Jusuf Kalla.
Untuk itu, Jusuf Kalla meminta persamaan sikap di antara negara OKI harus terus ditingkatkan dan bersatu membantu Palestina.
Sebab kalau OKI bersatu, maka hasil perjuangan akan jauh lebih baik.
“OKI harus jadi motor utama penggerak dukungan terhadap Palestina. Mari kita sisihkan sementara perbedaan diantara kita,” seru Jusuf Kalla.
Enam usulan Indonesia
Di Forum itu, Wapres memaparkan enam usulan gagasan sebagai tindak lanjut yang harus dilakukan bersama.
Pertama, negara-negra anggota OKI harus menuntut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), baik Dewan Keamanan maupun Sidang Umum, untuk mengambil langkah tegas menyikapi perkembangan terakhir di Palestina.
“Sebuah investigasi independen harus dibentuk. Prinsip two state solution dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina merupakan salah satu prinsip yang tidak bisa ditawar,” terang Jusuf Kalla.
Kedua, KTT OKI harus menghasilkan komitmen bantuan kemanusian yang sangat diperlukan saat ini, terutama di Gaza.
“Kita juga harus bergerak membantu United Nations Relief and Works Agency For Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), kondisi UNRWA sangat mengkhawatirkan. Kita harus membantunya,” jelas Jusuf Kalla.
Ketiga, negara-negara anggota OKI mendesak negara yang belum mengakui Kemerdekaan Palestina, untuk segera melakukannya.
Keempat, OKI harus memperkuat lobi agar negara lain tidak mengikuti langkah AS memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.
“Indonesia siap menjadi bagian dari lobi tersebut,” papar Jusuf Kalla.
Kelima, mengajak negara anggota untuk menjalankan semua yang pernah diputuskan OKI mengenai Palestina.
“Saya melihat banyak keputusan OKI yang belum dan bahkan tidak dijalankan mengenai Palestina,” tutur Jusuf Kalla.
Keenam, Indonesia mendorong penguatan persatuan di Palestina. Menurut Jusuf Kalla, perjuangan akan sulit dilakukan tanpa persatuan internal di Palestina.
Jusuf Kalla memaparkan bahwa dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina tidak pernah dan tidak akan surut.
Bagi Indonesia, Palestina adalah satu-satunya negara yang masih mengalami penjajahan di dunia modern saat ini.