Dunia

Hamas bebaskan 3 tawanan Israel lainnya sesuai kesepakatan gencatan senjata

Lima pekerja asal Thailand juga dibebaskan oleh faksi Palestina di Gaza itu

Ahmed Asmar, Rania Abu Shamala  | 31.01.2025 - Update : 31.01.2025
Hamas bebaskan 3 tawanan Israel lainnya sesuai kesepakatan gencatan senjata

ANKARA

Kelompok perlawanan Palestina Hamas membebaskan tiga tawanan Israel lagi di Gaza pada Kamis berdasarkan perjanjian gencatan senjata dengan Israel.

Tentara wanita Agam Berger diserahkan kepada perwakilan Komite Palang Merah Internasional di daerah Al-Razan di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, menurut seorang reporter Anadolu.

Dua tawanan lainnya – Arbel Yehud dan Gadi Mozes – juga dibebaskan dan diserahkan ke Palang Merah di kota selatan Khan Younis.

Lima pekerja Thailand juga dibebaskan selama penyerahan yang berlangsung di luar reruntuhan rumah mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Tentara Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima ketujuh tawanan dan mereka telah dipindahkan ke Israel.

Militer Israel sebelumnya mengonfirmasi bahwa Berger dibebaskan dan dibawa ke Israel untuk mendapatkan pemeriksaan medis.

Selama upacara serah terima Berger, perwakilan Palang Merah naik ke panggung untuk menandatangani protokol pembebasan tentara tersebut.

Di Khan Younis, ribuan warga Palestina berkumpul di lokasi pengiriman dua tawanan Israel, mengganggu dan menunda penyerahan.

Pejuang perlawanan Palestina mengeluarkan para tawanan dari kendaraan mereka untuk menyerahkan mereka kepada perwakilan Palang Merah di kota itu sebagaimana diperlihatkan dalam rekaman televisi.

Israel menggunakan kasus Yehud untuk membenarkan penundaan dalam mengizinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke daerah mereka di Gaza utara dari Sabtu hingga Senin pagi.

Peran diplomasi Turkiye

Kelima tawanan Thailand dibebaskan oleh Hamas setelah mediasi diplomatik oleh dinas intelijen Turki atas arahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, kata sumber keamanan.

“Intelijen Turkiye memainkan peran fasilitator dan melakukan upaya diplomatik intelijen yang efektif dalam hal ini,” kata sumber tersebut.

Menurut sumber tersebut, dinas intelijen juga memainkan peran penting dalam mengevakuasi warga sipil Palestina yang terluka dan sakit serta warga negara Turki yang berada di Gaza.

“Ia juga memediasi pembebasan sejumlah tahanan asing di Gaza sebagai tanggapan atas permintaan bantuan dari negara-negara asing,” imbuh mereka.

Sekitar 110 tahanan Palestina akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan tawan Israel pada Kamis.

Tetapi Israel, dalam langkah yang tiba-tiba, mengatakan bahwa mereka menangguhkan pembebasan 110 tahanan Palestina, hanya beberapa menit setelah menerima tiga tawanan dan pekerja Thailand.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz telah memerintahkan penundaan pembebasan tahanan yang dijadwalkan hari ini hingga pembebasan sandera kami yang aman dipastikan dalam beberapa hari mendatang," kata Omer Dostri, juru bicara perdana menteri Israel, pada X.

Dostri tidak menjelaskan berapa lama penangguhan tersebut akan berlangsung.

Namun Kantor Media Tahanan yang dikelola Hamas mengatakan bahwa para tahanan akan dibebaskan pada pukul 17.00 waktu setempat (1500GMT) setelah ditindaklanjuti dengan mediator.

Tahap enam minggu pertama perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari, menangguhkan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.400 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.

Sepuluh tawanan Israel sejauh ini telah dibebaskan sebagai imbalan atas 290 tawanan Palestina sejak kesepakatan itu mulai berlaku.

Berdasarkan kesepakatan tahap pertama, 33 tawanan Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas sekitar 1.700 hingga 2.000 tahanan Palestina.

Serangan Israel terhadap Gaza telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang lanjut usia dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın