Dunia

Dukung kebijakan "Cegat dan Geledah", Michael Bloomberg minta maaf

Sebagian besar korban kebijakan ini adalah orang-orang Amerika Latin dan Afrika-Amerika

Maria Elisa Hospita  | 19.11.2019 - Update : 20.11.2019
Dukung kebijakan "Cegat dan Geledah", Michael Bloomberg minta maaf Mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg. (Foto file - Anadolu Agency)

Washington DC

Servet Gunerigok

WASHINGTON

Mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg telah meminta maaf karena mendukung kebijakan "stop-and-frisk" selama masa jabatannya.

Kebijakan tersebut mengizinkan polisi untuk menahan, menginterogasi, atau menggeledah seseorang yang diduga melakukan tindakan kriminal.

Sebagian besar korban kebijakan ini adalah orang-orang Amerika Latin dan Afrika-Amerika.

"Saya tidak bisa mengubah sejarah. Saya tidak sadar bahwa kebijakan itu telah merugikan komunitas orang-orang berkulit hitam dan Latin," kata Bloomberg saat berpidato di Christian Cultural Center pada Minggu.

Pernyataan itu muncul jelang dimulainya kampanye kandidat presiden dari Demokrat, sehingga langkah itu dipandang sebagai sebuah strategi untuk menarik dukungan dari komunitas kulit hitam dan Latin.

"Namun, hari ini saya ingin menyampaikan bahwa saya sudah menyadari kesalahan saya. Saya minta maaf," kata dia lagi.

Bloomberg menjabat sebagai wali kota New York selama tahun 2002-2013.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.