
Ankara
Zehra Ulucak
ANKARA
Lebih dari 10.000 jiwa jadi korban bencana alam sepanjang tahun 2018, sementara 61,7 juta orang terkena dampaknya.
Laporan yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Epidemiologi Bencana (CRED) PBB pekan lalu memaparkan data berdasarkan hasil analisis dari 281 peristiwa bencana alam.
“Tidak ada bagian dari dunia ini yang terhindar dari dampak peristiwa cuaca ekstrem tahun lalu. Banjir, kekeringan, badai, dan kebakaran hutan mempengaruhi kehidupan 57,3 juta orang," ungkap Mami Mizutori, perwakilan khusus sekretaris jenderal PBB untuk urusan pengurangan risiko bencana
Mizutori juga menekankan bahwa jika kita ingin mengurangi dampak bencana, maka kita pun harus meningkatkan cara mengelola risiko bencana.
Berdasarkan laporan CRED, India, Filipina, dan China adalah negara yang paling terdampak bencana alam, sedangkan Indonesia, India, dan Guatemala adalah negara dengan jumlah korban terbanyak.
Di Indonesia sendiri, 4.417 orang meninggal dunia karena bencana alam.
Sebanyak 3,4 juta orang di seluruh dunia terkena dampak gempa bumi, tsunami, dan aktivitas gunung berapi. Sementara 4.321 di antaranya tewas akibat gempa bumi sepanjang tahun lalu.
Selain itu, banjir mempengaruhi 35,4 juta jiwa tahun lalu, termasuk 23 juta orang di Kerala, India.
Bencana banjir di berbagai belahan dunia, terutama di India, Jepang, Nigeria, dan Korea Utara telah merenggut 2.859 jiwa.
Sementara badai mempengaruhi 12,8 juta orang tahun lalu dan menyebabkan 1.593 kematian.
Dalam laporan itu juga disebutkan soal kebakaran hutan di Eropa dan Amerika Utara. Akibat kebakaran hutan, 247 orang kehilangan nyawa di seluruh dunia tahun lalu.
Kebakaran hutan paling mematikan tahun 2018 tercatat di Yunani (126) dan di AS (88).
Data CRED mengungkapkan bahwa 9,3 juta orang terkena dampak kekeringan di seluruh dunia. Sebagian besar terjadi di Kenya, Afghanistan, dan Amerika Tengah.