WASHINGTON
Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru pada hari Rabu terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, dengan alasan "kurangnya komitmen serius" Moskow terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Departemen Keuangan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah-langkah tersebut menargetkan sektor energi Rusia untuk "melemahkan kemampuan Kremlin dalam meningkatkan pendapatan untuk mesin perangnya" dan "mendukung ekonominya yang melemah."
“Sekaranglah saatnya untuk menghentikan pembunuhan dan segera melakukan gencatan senjata,” kata Menteri Keuangan Scott Bessent dalam pernyataan tersebut.
"Mengingat penolakan Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin untuk mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini, Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia yang mendanai mesin perang Kremlin. Departemen Keuangan siap mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan untuk mendukung upaya Presiden (AS) (Donald) Trump untuk mengakhiri perang lagi."
Pengumuman itu muncul hanya satu hari setelah seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa pertemuan kedua yang direncanakan antara Trump dan Putin ditunda.
Trump pada 16 Oktober mengatakan bahwa pertemuan itu akan berlangsung dalam waktu dua minggu, dan meskipun penyebab perubahan sikap itu belum diketahui secara pasti, hal itu terjadi setelah penolakan Kremlin terhadap gencatan senjata segera di Ukraina yang diminta oleh presiden AS.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
