Politik, Dunia, Analisis

Meski diakui sebagai kelompok teroris, PKK secara terbuka lakukan kegiatan berbahaya di Eropa

PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turkiye, Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), dan bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, bayi

Busra Nur Cakmak  | 27.12.2022 - Update : 29.12.2022
Meski diakui sebagai kelompok teroris, PKK secara terbuka lakukan kegiatan berbahaya di Eropa Para pendukung PKK bentrok dengan Polisi saat kerusuhan di Paris, pada 23 Desember 2022. (Bruno Thevenin - Anadolu Agency)

ANKARA

Setelah pendukung organisasi teroris PKK secara terbuka menggelar aksi protes dengan menggunakan kekerasan di kota-kota besar Eropa akhir pekan ini, Turkiye mengeluarkan peringatan atas kegiatan bahaya yang dilakukan kelompok teroris tersebut.

PKK bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu dan mendukung perdagangan manusia, narkoba, dan kejahatan terorganisir di tempat mereka berada.

Pada Jumat, seorang pria bersenjata berusia 69 tahun melepaskan tembakan ke pusat budaya dan salon rambut terdekat di Paris, yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai tiga lainnya.

Laporan media lokal menyebut penembak tersebut adalah William M., seorang pensiunan pengemudi kereta api dan penggemar senjata dengan riwayat pelanggaran bersenjata.

Para pendukung PKK segera berkumpul di lokasi setelah Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengunjungi lokasi.

Dalam aksi protes berikutnya, mereka melakukan aksi kekerasan dan bentrok dengan polisi, yang mana mereka juga telah melukai puluhan orang.

Pendukung kelompok teroris itu kembali mengganggu perdamaian, kali ini di London, dalam aksi kekerasan lainnya dengan polisi Inggris.

Berkumpul di depan Kedutaan Besar Prancis di London, sekelompok pendukung kelompok teroris meneriakkan slogan-slogan yang menentang Turkiye dan Prancis atas penembakan di Paris.

Turkiye pun mengingatkan Eropa pada Minggu tentang ancaman yang telah ditimbulkan oleh PKK.

"Perkembangan ini muncul sebagai petunjuk bahwa perlindungan terhadap kelompok teroris di Eropa hanya karena perlawanan mereka terhadap Turkiye pada akhirnya akan menyebabkan masalah besar bagi Eropa," kata Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK).

PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turkiye, Uni Eropa, dan AS, dan bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.

YPG – yang juga hadir di Eropa, secara terbuka disetujui oleh beberapa pemerintah – adalah cabang kelompok teroris PKK di Suriah.

Vandalisme

Beberapa negara Eropa mengatakan kepada badan penegak hukum Uni Eropa, Europol, bahwa kelompok teror itu juga terlibat dalam kegiatan kriminal yang serius dan terorganisir, menurut laporan tersebut.

Simpatisan PKK merusak masjid dan toko yang sering dikunjungi komunitas Turki di Jerman. Insiden serupa juga dilaporkan terjadi di Belgia dan Swiss, menurut laporan Europol pada 2020.

Selama akhir pekan kemarin, ribuan pendukung PKK melakukan aksi jalan di Paris, sambil meneriakkan slogan-slogan pro-PKK dan membawa poster pemimpin kelompok teroris tersebut.

Mereka kemudian membongkar batu trotoar dan melemparkannya ke polisi, rumah dan toko terdekat. Para penyerang juga menggunakan kembang api, serta menghancurkan halte bus.

Polisi pun melakukan intervensi terhadap mereka, yang mana pasukan keamanan kadang-kadang menggunakan gas air mata untuk memukul mundur para penyerang.

Di London, pendukung kelompok teroris itu berjalan menuju Kedutaan Besar Turkiye, sambil membawa spanduk bertuliskan "Kebebasan untuk Ocalan," merujuk pada pemimpin kelompok teroris PKK Abdullah Ocalan, yang menjalani hukuman penjara seumur hidup di Turkiye.

Para pengunjuk rasa juga mengganggu lalu lintas saat mereka berbaris di tengah pusat kota London di saat masyarakat sedang berbelanja untuk keperluan mereka selama Natal.

Pendukung kelompok teroris bentrok dengan polisi setelah salah satu dari mereka melempar batu ke gedung Kedutaan Besar Turkiye.

Mereka juga meneriakkan slogan "balas dendam" dan "tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian."

Perekrutan

Europol mengklasifikasikan PKK sebagai organisasi teroris "etno-nasionalis" dan "separatis", dalam laporannya pada 2020 dan 2021, Europol mengatakan bahwa kelompok tersebut masih menggunakan negara-negara Eropa untuk kegiatan propaganda, perekrutan, dan penggalangan dana, meskipun secara resmi dilarang di sebagian besar negara Eropa.

“Kelompok tersebut mempertahankan aparat yang menyediakan dukungan logistik dan keuangan untuk operasinya di Turkiye dan negara-negara tetangga dan mempromosikan tujuan politiknya. Aparat ini terutama beroperasi dengan kedok entitas yang diakui secara hukum, seperti asosiasi Kurdi,” kata Laporan Situasi dan Tren Terorisme di Uni Eropa.

Menurut laporan itu, jaringan perekrutan PKK di Eropa juga terlibat dengan warga atau penduduk Uni Eropa yang bergabung dalam konflik di Timur Tengah, seperti di Suriah dan Irak.

PKK/YPG, yang merupakan cabang kelompok teroris di Suriah, telah merekrut hampir 300 orang di Jerman untuk melakukan perjalanan ke negara yang dilanda perang, serta ke Irak, untuk berperang di barisannya, menurut pemerintah Jerman.

Sejak 2013, dinas intelijen Jerman mengidentifikasi hampir 300 orang yang melakukan perjalanan ke utara Suriah dan Irak, tempat mereka bergabung dengan teroris PKK dan kelompok afiliasinya, kata pemerintah Jerman.

Tidak mungkin untuk menentukan apakah para sukarelawan ini benar-benar berperang melawan kelompok teror Daesh/ISIS, atau mengambil bagian dalam konflik lain, ungkap pernyataan pemerintah.

Hampir 150 pejuang asing telah kembali ke Jerman, kata pemerintah. Namun, laporan itu tidak merilis rincian lebih lanjut tentang investigasi atau proses peradilan terhadap mereka.

Penggalangan dana

PKK terus "menggunakan wilayah Eropa untuk penggalangan dana dengan cara legal dan ilegal," menurut Europol, menjelaskan bahwa kegiatan ini termasuk kampanye penggalangan dana dan donasi, serta "pemerasan dan kegiatan kriminal terorganisir lainnya."

Misalnya, kepala mata-mata Jerman pada Juni mengakui bahwa negara tersebut telah menjadi platform untuk kegiatan penggalangan dana dan perekrutan organisasi teroris yang menargetkan Türkiye.

"PKK mengorganisir berbagai kampanye penggalangan dana di Jerman, dan kemudian menggunakan uang ini untuk membiayai serangan teror di Türkiye," kata Thomas Haldenwang, kepala badan intelijen domestik Jerman BfV, dalam konferensi pers di Berlin.

Dia mengatakan kelompok teror itu juga menggunakan berbagai asosiasi di Jerman untuk merekrut pemuda sebagai pejuang asing untuk dikirim ke Turkiye, Suriah, atau Irak.

"PKK tetap menjadi organisasi teroris internasional, terus melakukan aksi kekerasan dan pembunuhan di wilayah tersebut," ujar dia.

Menurut laporan keamanan tahunan BfV yang dirilis pada Selasa, PKK adalah kelompok ekstremis asing terbesar di negara itu, dengan sekitar 14.500 pengikut.

Kelompok itu mengumpulkan sekitar EUR16,7 juta (USD17,8 juta) di Jerman pada tahun 2021 dan lebih dari EUR30 juta di Eropa melalui berbagai kampanye penggalangan dana, kata laporan itu.

Perdagangan narkoba

Setelah berkembang selama lebih dari tiga dekade, jaringan perdagangan narkoba PKK di seluruh benua di Eropa juga bukan rahasia bagi dinas keamanan dan intelijen.

Kelompok teror itu meraup lebih dari USD1,5 miliar per tahun dari kendalinya atas sekitar 80 persen pasar obat-obatan terlarang Eropa, menurut angka yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri Turkiye Suleyman Soylu bulan lalu.

Mereka menggunakan dana ini untuk melakukan kampanye teror mereka selama puluhan tahun melawan Turkiye.

Menurut laporan Europol tentang Situasi dan Tren Terorisme UE 2022, kegiatan PKK di negara-negara Eropa termasuk pencucian uang, pemerasan, dan perdagangan narkoba, dan dikoordinasikan oleh apa yang disebut Kongres Masyarakat Kurdi Demokratik Eropa (KCDK-E) yang berkantor pusat di Belgia.

Lebih jauh dari benua, ancaman, pemukulan, dan pembunuhan brutal telah menjadi praktik umum PKK di Inggris, yang juga mencantumkannya sebagai kelompok teror.

Menggunakan geng dalam perdagangan narkoba yang menguntungkan di seluruh Inggris, PKK sangat aktif di London, menurut mantan anggota kelompok Tottenham Boys yang terkenal di utara London.

Sebuah laporan intelijen dari Polisi Metropolitan Inggris menyoroti bagaimana Tottenham Boys, sebuah geng Kurdi yang berbasis di London, menyerang bisnis Kurdi lokal, menggunakan kekerasan ekstrem, dan terlibat dalam pemerasan untuk mengumpulkan uang bagi kelompok teror tersebut.

Geng beranggotakan sekitar 400 pria itu memonopoli distribusi obat-obatan Kelas A dan B di London utara, kata mantan anggota Tottenham Boys itu, yang dalam artikel ini hanya akan disebut sebagai Ali karena alasan keamanan, kepada Anadolu Agency.

Mengungkapkan Tottenham Boys "adalah salah satu geng terbesar" di London, Ali mengatakan, bersama dengan Hackney Bombers dan geng Hayri Goztas, juga dikenal sebagai Adanali Hayri, mengendalikan sebagian besar perdagangan narkoba di ibu kota Inggris bersama dengan beberapa kelompok Albania, Jamaika, dan Irlandia yang lebih kecil. Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın