Turki kecam serangan bom mematikan di Libya
Staf PBB terbunuh dalam serangan di kota Benghazi
Ankara
Jeyhun Aliyev
ANKARA
Turki mengutuk serangan bom mematikan di depan sebuah pusat perbelanjaan di kota Benghazi, Libya.
"Kami menerima berita itu dengan sangat sedih karena serangan bom mobil yang terjadi di Benghazi kemarin merenggut nyawa dua staf UNSMIL [Misi Dukungan PBB di Libya] dan menyebabkan banyak orang terluka," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, Minggu.
Kementerian juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka.
"Kami akan terus mendukung upaya PBB untuk perdamaian, keamanan dan stabilitas abadi di Libya," tambahnya.
Pada Sabtu, PBB mengatakan tiga stafnya tewas dalam serangan bom mobil, menambahkan bahwa Dewan Keamanan bertemu dalam sidang darurat di New York dan memberikan penghormatan atas pengorbanan mereka.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengutuk keras serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang berduka.
Ghassan Salame, Perwakilan Khusus PBB untuk Libya, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa staf yang meninggal dan terluka dalam serangan itu bekerja untuk Misi Dukungan PBB di negara itu.
Dia juga mengonfirmasi bahwa sejumlah warga sipil terluka oleh ledakan itu.
"Serangan pengecut ini, yang terjadi saat warga Libya sedang berbelanja untuk mempersiapkan Idul Adha, berfungsi sebagai pengingat akan kebutuhan mendesak bagi Libya untuk berhenti berperang, mengesampingkan perbedaan mereka dan bekerja bersama melalui dialog, bukan dengan kekerasan, untuk mengakhiri konflik,” kata Salame.
Libya dilanda gejolak sejak 2011 ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan tewasnya Muammar Khaddafi yang telah berkuasa selama lebih dari empat dekade.
Krisis politik negara itu telah menghasilkan dua kursi kekuasaan yang saling bersaing, satu di Tobruk yang dipimpin oleh Haftar dan satu lagi di Tripoli yang diakui PBB.