Kunjungan pertama presiden Kazakhstan ke Turki tandai era baru hubungan bilateral

NUR-SULTAN, Kazakhstan 

Kunjungan resmi pertama Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev ke Turki, yang dimulai pada Selasa, akan menandai era baru dalam hubungan kedua negara.

Tokayev, yang menjabat setelah Presiden pendiri Nursultan Nazarbayev mengundurkan diri pada 2019, melakukan kunjungan resmi dua hari ke ibu kota Turki, Ankara.

Kunjungan tersebut dilakukan saat kedua negara menandai 30 tahun sejak mereka menjalin hubungan pada 2 Maret 1992.

Ini akan mencakup konferensi pers bersama antara Tokayev dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah upacara resmi di Kompleks Kepresidenan, penandatanganan berbagai perjanjian, dan pertemuan - pertemuan tatap muka dan antar delegasi.

Pada pembicaraan tersebut, kedua pihak akan membahas langkah-langkah untuk meningkatkan volume perdagangan bilateral dari saat ini USD5 miliar menjadi USD10 miliar, serta peluang baru untuk memperluas bidang kerja sama.

Turki termasuk di antara lima mitra dagang luar negeri Kazakhstan tahun lalu, sementara investasi oleh perusahaan-perusahaan Turki di negara Asia Tengah itu telah menembus rekor.

Selama tahun lalu, Turki telah menginvestasikan USD362,4 juta di Kazakhstan, dengan total 30 tahun mencapai USD4 miliar. Investasi Kazakh di Turkiye telah melampaui USD1 miliar.

Volume perdagangan bersama mereka telah meningkat hingga USD5 miliar dari USD30 juta tiga dekade lalu.

Sejarah hubungan

Turki adalah negara pertama yang mengakui Kazakhstan sebagai negara merdeka pada tahun 1991. Kedua negara menjalin hubungan diplomatik dalam hitungan bulan.

Ankara juga telah memelopori pendirian misi diplomatik pertama di Kazakhstan, membuka kedutaan di Almaty, yang saat itu menjadi ibu kota negara Asia Tengah.

Hubungan bilateral terus berkembang di semua bidang, dengan Kedutaan Besar Kazakhstan di Ankara mulai beroperasi pada Oktober 1992.

Hubungan kedua negara mencapai titik tinggi dengan penandatanganan perjanjian kemitraan strategis antara kedua negara pada tahun 2009. Pada tahun 2012, mereka membentuk dewan kerja sama strategis tingkat tinggi.

Kedua negara bekerja sama secara luas di bidang politik, ekonomi, perdagangan, investasi, militer, industri pertahanan, pendidikan, dan kesehatan, setelah mencapai kemajuan signifikan dalam 30 tahun.