Türkİye

Erdogan: Pembicaraan Siprus tanpa jaminan hak Siprus Turki pasti akan gagal

- Presiden Erdogan mengatakan waktunya telah tiba untuk pembicaraan antara dua negara, bukan dua komunitas

Merve Yıldızalp  | 22.07.2021 - Update : 23.07.2021
Erdogan: Pembicaraan Siprus tanpa jaminan hak Siprus Turki pasti akan gagal Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua dari kiri) berkumpul dengan para pemuda di Nicosia, Republik Turki Siprus Utara pada 20 Juli 2021. Presiden Siprus Utara Ersin Tatar (ketiga dari kanan), Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop (kedua dari kanan) dan Ketua Partai Pergerakan Nasional Turki (MHP) Devlet Bahceli (kanan) hadir dalam pertemuan tersebut. ( Mustafa Kamacı - Anadolu Agency )

Ankara

Zafer Fatih Beyaz

ANKARA

Presiden Turki pada Rabu mengatakan setiap pembicaraan Siprus baru yang gagal untuk menjamin hak-hak pribadi warga Siprus Turki di pulau itu pasti akan gagal.

"Waktunya telah tiba untuk negosiasi dilakukan antara dua negara, bukan antara dua komunitas," kata Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan dalam perjalanan dari kunjungan resmi ke Republik Turki Siprus Utara (TRNC).

“Untuk alasan ini, kami bertekad untuk tidak membawa pihak ketiga di antara kami, dan kami tidak dapat menerima hal seperti itu,” tambah dia.

Erdogan menekankan bahwa pihak Turki membuka halaman baru tentang masalah Siprus tanpa mengubah pemahaman konstruktif mereka.

Alih-alih berpegang pada parameter yang terbukti tidak memberikan solusi di pulau itu – mencari federasi komunitas – dia mengatakan pihak Turki mengajukan solusi yang adil, berkelanjutan dan realistis.

Ketika ditanya apakah Siprus Yunani dapat bergabung dengan NATO, Erdogan mengatakan negara itu tidak dapat bergabung dengan aliansi militer kecuali jika Turki memberikan jawaban positif.

Turki telah menjadi anggota NATO selama hampir 70 tahun.

Pembukaan 'Kota Hantu'

Erdogan menekankan bahwa pembukaan kembali bekas “kota hantu” Maras adalah proyek perdamaian dan semua langkah diambil secara transparan serta sejalan dengan hukum internasional.

"Sayang jika inisiatif yang akan menguntungkan kedua orang di pulau itu digunakan sebagai alat propaganda gelap," ungkap dia, menegaskan kembali bahwa Turki akan terus mendukung pejabat Siprus Turki dalam proyek tersebut.

Maras dibuka kembali sebagian pada 8 Oktober 2020, setelah beberapa dekade menjadi "kota hantu" usai operasi perdamaian Turki di pulau itu pada 1974 sebagai tanggapan atas kudeta yang dilakukan Yunani untuk mencaplok wilayah tersebut,

Siprus telah terperosok dalam perselisihan selama beberapa dekade antara Yunani dan Siprus Turki, meskipun ada serangkaian upaya diplomatik oleh PBB untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif.

Pada awal 1960-an, serangan etnis memaksa Siprus Turki mundur ke daerah kantong demi keselamatan mereka.

Pada 1974, kudeta Siprus Yunani yang bertujuan untuk menganeksasi wilayahnya menyebabkan intervensi militer Turki sebagai kekuatan penjamin untuk melindungi Siprus Turki dari penganiayaan dan kekerasan.

Republik Turki Siprus Utara (TRNC) didirikan pada 1983.

Pulau ini telah mengalami proses perdamaian yang terputus-putus dalam beberapa tahun terakhir, termasuk inisiatif 2017 yang gagal di Swiss di bawah naungan negara-negara penjamin, yakni Turki, Yunani dan Inggris.

Pemerintah Siprus Yunani masuk Uni Eropa pada 2004, tahun yang sama ketika Siprus Yunani menggagalkan rencana Annan PBB untuk mengakhiri perselisihan selama beberapa dekade.

Mencari pendekatan yang lebih adil bagi masalah Siprus, Turki dan Siprus Turki telah mengusulkan untuk membangun hubungan kerja sama antara kedua negara di pulau itu, di mana keduanya menikmati status internasional yang setara.

Masuknya pengungsi Afghanistan

Tentang masuknya pengungsi Afghanistan dari perbatasan Iran dan Pakistan di tengah penarikan pasukan Amerika Serikat, Erdogan mengatakan Turki telah mengambil tindakan yang diperlukan, terutama di tingkat keamanan.

Menurut dia, Kementerian Luar Negeri Turki telah membahas masalah ini dengan pejabat senior Afghanistan.

Pasukan AS dan sekutu NATO-nya akan ditarik sepenuhnya dari negara yang dilanda perang itu sekitar akhir Agustus.

Pertempuran sengit antara pasukan Afghanistan dan Taliban terus berlanjut di tengah proses penarikan.

Ankara telah menjalankan operasi militer dan logistik di bandara Kabul selama enam tahun sebagai bagian dari Misi Dukungan Tegas yang dipimpin NATO.

Turki, yang pasukannya di Afghanistan terdiri dari non-kombatan, telah menawarkan untuk menjaga bandara di tengah pertanyaan tentang bagaimana keamanan akan dijamin di sepanjang rute transportasi utama dan di bandara, yang merupakan pintu gerbang utama ke Kabul.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.