Erdogan: Hubungan Swedia dan Finlandia dengan antek teror masalah utama dalam keanggotaan NATO
Dalam percakapan telepon dengan perdana menteri Inggris, Presiden Erdogan mengkritik hubungan Swedia, Finlandia dengan elemen terkait kelompok teroris
ANKARA
Hubungan Swedia dan Finlandia dengan individu dan kelompok teror YPG/PKK merupakan "masalah utama" dalam pengajuan keanggotaan mereka di NATO, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada perdana menteri Inggris pada Jumat.
Melalui percakapan telepon, Erdogan dan PM Inggris Boris Johnson membahas hubungan bilateral, serta perkembangan regional, termasuk pencalonan Swedia dan Finlandia untuk jadi anggota NATO dan perang Ukraina-Rusia yang sedang berlangsung, menurut pernyataan dari Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki.
Erdogan menekankan bahwa pemerintah Turki ingin memastikan bahwa Finlandia dan Swedia menjunjung tinggi nilai-nilai NATO dan mempertimbangkan keprihatinan sah Turki.
Dia mengatakan bahwa reaksi dari rakyat Turki terhadap permintaan keanggotaan NATO dari negara-negara yang mendukung terorisme tidak boleh diabaikan.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Rabu lalu – keputusan yang didorong akibat perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada Februari.
Tetapi Turki, anggota lama aliansi, telah menyuarakan keberatan atas tawaran keanggotaan kedua negara itu, serta mengkritik negara-negara tersebut karena menoleransi dan bahkan mendukung kelompok teroris.
Dalam lebih dari 35 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK – yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa – bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang. YPG adalah cabang PKK di Suriah.