Türkİye, Ekonomi, Nasional

Asosiasi pengusaha Turki incar kerja sama kopi dengan Indonesia

“Indonesia belum menjual kopi ke Turki. Mungkin kita bisa beli 10 persen (dari total ekspor kopi Indonesia),” jelas Presiden Komite Organisasi Luar Negeri Musiad Ibrahim Uyar

İqbal Musyaffa  | 16.01.2019 - Update : 16.01.2019
Asosiasi pengusaha Turki incar kerja sama kopi dengan Indonesia Petani memetik kopi Arabica Gayo di kebun milik mereka di Takengon, Provinsi Aceh, Indonesia pada 17 Desember 2017. Kopi Arabica Gayo merupakan salah satu kopi terbaik dunia, pada tahun 2017, jumlah produksi kopi Arabica Gayo mencapai 46 ribu ton dan diekspor ke berbagai negara di dunia. (Junaidi Hanafiah - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Iqbal Musyaffa

JAKARTA

Mustakil Sanayici ve Isadamlari Dernegi (Musiad) atau Asosiasi Pebisnis dan Industri Independen asal Turki tertarik untuk bekerja sama di bidang kopi dengan Indonesia.

Dalam pertemuan dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Presiden Komite Organisasi Luar Negeri Musiad Ibrahim Uyar mengatakan sudah mempelajari potensi kerja sama yang mungkin dijalin dengan Indonesia, khususnya kopi.

Indonesia, menurut dia, merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia yang sebagian besarnya diekspor.

“Tapi Indonesia belum menjual kopi ke Turki. Mungkin kita bisa beli 10 persen (dari total ekspor kopi Indonesia),” jelas Ibrahim kepada Anadolu Agency di Jakarta, Rabu.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statitsik, total ekspor kopi Indonesia pada 2017 mencapai 464,2 ribu ton dengan nilai USD1,2 miliar.

Ibrahim mengatakan selama ini kopi yang beredar di Turki sebagian besar berasal dari Kolombia. Padahal, kualitas kopi Indonesia menurut dia, jauh lebih baik.

Musiad, menurut Ibrahim, siap untuk membangun manufaktur perkopian di Indonesia ataupun mengembangkan kopi dengan merek dagang tertentu bekerja sama dengan perusahaan asal Indonesia.

“Kita juga tertarik untuk membuka sekolah kopi di Indonesia,” lanjut Ibrahim.

Kerja sama tersebut, menurut dia, dapat lebih diintensifkan setelah Musiad membuka kantor perwakilannya di Indonesia yang direncanakan sekitar bulan April mendatang.

Dengan adanya kantor perwakilan tersebut, Ibrahim berharap dapat mendorong volume perdagangan kedua negara dan mempercepat penyelesaian perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA).

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia juga menyambut positif ketertarikan pengusaha Turki untuk bekerja sama di bidang perkopian.

“Anggota Hipmi banyak yang punya kebun kopi di daerah. Kerja sama bisa dimulai dari kopi, yang lainnya akan menyusul,” ungkap Bahlil.

Dia mengatakan selama tersedia pasar yang jelas untuk kopi Indonesia dengan harga bagus, serta spesifikasi kopi Indonesia bisa diterima di Turki, para pengusaha Hipmi siap untuk menjalankan kerja sama penjualan kopi.

Bahlil juga mengatakan saat ini sudah saatnya Indonesia membuka relasi bisnis yang baru dengan negara-negara Timur Tengah seperti Turki agar kiblat ekonomi Indonesia tidak hanya Eropa dan China saja.

“Ini juga bagian strategi kita dalam rangka meningkatkan nilai ekspor,” lanjut Bahlil.

Bahlil juga mengapresiasi rencana Musiad untuk membuka kantor perwakilan di Indonesia dengan harapan bisa meningkatkan transaksi perdagangan kedua negara.

“Dengan adanya kantor Musiad nantinya kita juga dimudahkan untuk bertukar informasi dan berinteraksi untuk membangun kesempatan dan eksekusi bisnis,” tambah dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.