Budaya, Nasional

Pentingnya mitigasi terhadap potensi gempa dan tsunami di selatan Jawa

Penelitian ada tiga skenario terburuk mengenai potensi gempa megathrust dan tsunami hingga ketinggian maksimal 20 meter di selatan Pulau Jawa

Nicky Aulia Widadio  | 30.09.2020 - Update : 01.10.2020
Pentingnya mitigasi terhadap potensi gempa dan tsunami di selatan Jawa ILUSTRASI: (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Penelitian dari Global Geophysics Research Group, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan tim mengungkapkan ada tiga skenario terburuk mengenai potensi gempa megathrust dan tsunami hingga ketinggian maksimal 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Penelitian tersebut berjalan sejak tahun lalu dan hasilnya telah diunggah dalam jurnal Nature pada 17 September 2020.

Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Widiantoro mengatakan ada tiga skenario paling buruk dari puluhan hingga ratusan skenario yang mereka simulasikan terkait megathrust di selatan Pulau Jawa ini.

Tim mulanya mengidentifikasi adanya celah seismik di antara pantai selatan Jawa dan Palung Jawa, yang merupakan zona gempa aktif.

Celah seismik tersebut menyimpang tenaga dengan potensi gempa besar yang bisa terjadi. Celah seismik ini bisa pecah secara terpisah maupun berbarengan.

Widiantoro menuturkan mereka memilih menyampaikan tiga skenario terburuk untuk kepentingan mitigasi.

Skenario pertama, segmen dari celah seismik di sebelah barat bisa pecah dan menyebabkan gempa hingga M 8,9 dan memicu tsunami dengan ketinggian maksimal 20 meter di selatan Jawa bagian barat.

“Di sebelah barat, setelah disimulasikan selama 5 jam, kita dapatkan tinggi tsunami maksimum 20 meter. Semakin ke timur semakin kecil,” kata Widiantoro dalam konferensi pers virtual.

Skenario kedua, jika segmen di sisi timur lepas, maka gempa yang dihasilkan bisa berkekuatan M 8,8 dengan gelombang tsunami akan lebih tinggi di selatan Jawa sisi timur dibandingkan sisi barat.

Skenario ketiga, jika kedua segmen tersebut pecah secara bersamaan, maka gempa yang dihasilkan bisa mencapai M 9,1.

“Kalau sumber sebelah barat dan timur itu pecah bersamaan, terjadi lah (tsunami) 20 meter di sebelah barat, 12 meter di sebelah timur,” jelas dia.

Meski demikian, belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan gempa bisa terjadi.

Pengembangan riset untuk mitigasi

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan akan terus mengembangkan riset dan upaya mitigasi terkait potensi gempa megathrust dan tsunami ini.

Bambang menuturkan riset dan pengetahuan mengenai potensi bencana akan sangat penting untuk membantu pengembangan sistem mitigasi dan kesiagaan masyarakat jika sewaktu-waktu bencana itu terjadi.

“Riset yang dihasilkan ini agar kita lebih waspada dan antisipatif terhadap kemungkinan tersebut,” kata Bambang dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.

Apalagi, Jawa merupakan wilayah paling padat di Indonesia sehingga jumlah penduduk yang berisiko terdampak bencana juga besar.

Meski pengembangan wilayah Jawa bagian selatan tidak semasif di bagian utara, ada objek krusial seperti New Yogyakarta International Airport yang berlokasi di Kulonprogo, DIY.

Bandara yang baru diresmikan tersebut berada di wilayah rawan tsunami dan diklaim telah memitigasi potensi bencana yang ada.

Indonesia, lanjut dia, telah mengembangkan sistem peringatan dini (early warning system) seperti menggunakan buoy untuk deteksi dini, sehingga informasi terkait datangnya gelombang tsunami sebelum mencapai darat dapat memberi waktu untuk evakuasi penduduk.

Sistem ini telah terpasang di pantai selatan Jawa dan di sejumlah titik yang rawan tsunami di Indonesia seperti di Palu, Sulawesi Tengah dan Selat Sunda.

Sayangnya, dia menilai protokol peringatan dini di Indonesia masih bersifat manual dan belum seketat yang telah dijalankan di negara lain seperti Jepang.

“Pendekatan teknologi, komunikasi, kami akan terus mendorong penelitian langsung mengenai kebencanaan dan mitigasi,” ujar dia.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.