Regional

Taliban undang Korea Selatan manfaatkan kekayaan mineral Afghanistan

- AS meminta izin menggunakan pangkalan militernya di Korea Selatan untuk menampung para pengungsi Afghanistan

Riyaz Khaliq Khaliq  | 24.08.2021 - Update : 25.08.2021
Taliban undang Korea Selatan manfaatkan kekayaan mineral Afghanistan Anggota Taliban berpatroli di pusat kota setelah mereka berhasil menguasai kota Herat pada 22 Agustus 2021 di Herat, Afghanistan. ( Mir Ahmad Firooz Mashoof - Anadolu Agency )

Ankara

Riyaz ul Khaliq

ANKARA

Taliban mengatakan Afghanistan dan Korea Selatan dapat saling diuntungkan dari ladang mineral yang belum dimanfaatkan negara yang dilanda perang itu sementara kelompok itu berusaha memperkuat hubungan ekonomi dengan negara Asia Timur yang terkenal dengan industri elektroniknya.

“Afghanistan penuh dengan sumber daya mineral yang belum dimanfaatkan ... Korea sebagai produsen elektronik dunia terkemuka dapat bekerja dengan negara kami berdasarkan kepentingan bersama, di mana kami juga dapat berfungsi sebagai koridor ekonomi yang menghubungkan negara-negara Asia Selatan dan Tengah,” kata Abdul Qahar Balkhi dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Yonhap Korea Selatan.

Balkhi, seorang penutur bahasa Inggris yang fasih, adalah anggota Komisi Kebudayaan Taliban.

Afghanistan kaya akan sumber daya seperti tembaga, emas, minyak, gas alam, uranium, bauksit, batu bara, bijih besi, tanah jarang, litium, kromium, timah, seng, batu permata, bedak, belerang, travertine, gipsum, dan marmer yang masih belum dieksplor karena ke perang selama 20 tahun setelah AS menginvasi negara itu pada 2001.

Pernyataan itu muncul di tengah upaya Seoul untuk mengevakuasi sejumlah warga Afghanistan dari Kabul.

Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Suh Hoon mengatakan kepada parlemen bahwa Seoul mempertimbangkan berbagai pilihan untuk memberikan perlindungan kepada warga Afghanistan yang bekerja dengan warga Korea Selatan di Kabul, termasuk kemungkinan membawa mereka ke Seoul.

“Kami menganggap ini sebagai masalah dan memiliki kewajiban nasional untuk memberi mereka tempat yang aman. Kami sedang mempertimbangkan langkah-langkah, termasuk opsi untuk mengangkutnya ke sini,” kata Hoon.

Mendesak Seoul untuk melihat ke masa depan dan tidak hidup di masa lalu, Balkhi mengatakan Imarah Islam Afghanistan berharap untuk tidak hanya diakui oleh Korea Selatan, tetapi seluruh dunia pada umumnya sebagai perwakilan pemerintah yang sah dari rakyat Afghanistan, yang telah memperoleh hak penentuan nasib sendiri dari pendudukan asing.

Dia menambahkan bahwa Taliban akan benar-benar ingin bertemu dengan para pemimpin dan pengusaha Korea dan memperkuat hubungan ekonomi dan orang-ke-orang antara masyarakat dan negara.

"Dalam 20 tahun terakhir, Korea Selatan telah melakukan berbagai proyek kemanusiaan, termasuk membangun rumah sakit umum di Afghanistan," kata Menteri Luar Negeri Chung Eui-yong kepada anggota parlemen Korea Selatan.

“Ada sejumlah warga Afghanistan yang berpartisipasi atau memberikan dukungan dalam proses tersebut. Pemerintah [oleh karena itu] sedang mempertimbangkan berbagai cara atas opsi untuk membawa mereka dengan selamat ke negara kita [jika mereka ingin datang ke Korea Selatan],” tambah dia.

Sebelumnya, dia mengungkapkan bahwa AS telah meminta Seoul untuk menggunakan pangkalan militernya di Korea Selatan sebagai lokasi perumahan bagi para pengungsi dari Afghanistan yang dilanda perang.

“Memang benar [sekutu] mendiskusikan kemungkinan itu di tingkat yang paling dasar. Namun, itu tidak dibahas secara serius,” tegas Chung.

“Namun, saat ini, tidak ada diskusi seperti itu sama sekali,” tambah dia.

AS telah mengerahkan 28.500 tentaranya di Korea Selatan sejak perang antar-Korea tahun 1950-an.


Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.