Ekonomi, Regional

Singapura prioritaskan pengembangan kendaraan listrik di anggaran 2020

Singapura akan menghentikan penggunaan kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) pada 2040

Hayati Nupus  | 28.02.2020 - Update : 02.03.2020
Singapura prioritaskan pengembangan kendaraan listrik di anggaran 2020 Contoh mobil listrik produksi Turki yang dipamerkan dalam Information Valley and unveiling of Turkey's indigenous automobile di Provinsi Gebze, 27 Desember 2019. (Muhammed Enes Yıldırım - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Singapura memprioritaskan pengembangan kendaraan listrik (EV) dan bahan bakar alternatif dalam anggaran 2020.

Usulan itu datang setelah Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat mengumumkan akan menghentikan penggunaan kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) pada 2040 dan sederet langkah untuk memacu penggunaan EV.

Anggota parlemen Ang Wei Neng, sekaligus pemilik empat EV, mengatakan dia mendukung gerakan kendaraan bersih.

Singapura, ujar Ang, pernah mengkampanyekan penggunaan kendaraan berbahan bakar gas terkompresi (CNG) yang disebut-sebut ramah lingkungan namun program itu gagal karena terbatasnya stasiun pengisian bahan bakar.

“Negara-negara seperti China, Jepang dan Korea Selatan tengah berupaya untuk menempatkan ‘jutaan kendaraan bertenaga hidrogen di jalanan mereka’”, ujar Ang, kutip Channel News Asia, hari ini.

Mengomentari hal itu, anggota parlemen Mohamed Irshad dan Dennis Tan mengatakan Singapura perlu membangun infrastruktur pendukung EV, agar dapat menggunakan listrik yang ramah lingkungan.

Sebab, 95 persen listrik Singapura dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Tan juga berpendapat bahwa adopsi massal EV dapat mengenakan pajak jaringan listrik Singapura di masa depan.

Menanggapi itu, anggota parlemen Lee Bee Wah mengusulkan agar dewan kota mengizinkan pemasangan panel fotovoltaik di atap rumah untuk memanen energi matahari.

Selain itu, Irshad juga menekankan pentingnya perlindungan pangan Singapura.

Perubahan iklim, lanjut Irsad, akan berdampak serius pada pasokan makanan negara tersebut.

Hal ini seiring dengan rencana Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air menargetkan 30 persen makanan Singapura ditanam secara lokal pada 2030.

Perlu anggaran sekitar SD300 juta untuk mendukung perusahaan pertanian mengejar target itu, kata Irsad.

Tan menambahkan betapa pentingnya perlindungan cagar alam dan ekosistem alami Singapura, sementara proyek-proyek seperti jalur MRT Cross Island akan melewati bagian bawah Cagar Alam.

“Perlu cara yang lebih baik untuk merencanakan penggunaan lahan, perumahan, transportasi dan pariwisata,” kata Tan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın