Oposisi: Hubungan ras di Malaysia saat ini pada kondisi paling buruk
Ini adalah kesalahan kedua kelompok politik di Malaysia

Jakarta Raya
JAKARTA
Hubungan antar ras di Malaysia kini memasuki fase yang terburuk sepanjang masa, ujar wakil Ketua United Malays National Organisation (UMNO) Youth Shahril Hamdan, Sabtu.
Politisi oposisi ini mengatakan ketegangan yang tercipta saat ini adalah kesalahan dari kedua kelompok politik di Malaysia saat ini, yaitu kubu pemerintahan dan oposisi.
Namun, dia percaya komite parlemen bipartisan dapat membantu menyelesaikan masalah.
“Hubungan ras kini yang terburuk, setidaknya dalam hidupku. Saya tidak tahu apakah itu lebih buruk di tahun 60-an, saya tidak ada untuk itu. Tapi itu pasti yang terburuk sejak saya pernah terlibat atau diberi energi dalam politik, ”kata Shahril saat diskusi panel di Konstitusi LawAsia dan Konferensi Aturan Hukum 2019, seperti dilansir Malaymail.
Dia menanggapi pertanyaan dari aktivis hak asasi manusia Datuk Ambiga Sreenevasan yang mempersoalkan kemampuan komite bipartisan untuk mengatasi masalah ras dan ingin tahu apakah Shahril akan mendorong UMNO untuk menjadi bagian komite tersebut.
"Saya pikir kedua belah pihak memikul tanggung jawab dan kedua belah pihak harus menjadi bagian dari solusi. Itu berarti saya dapat berbicara lebih banyak saya kira, tentang partai saya sendiri," tambah dia.
Shahril, yang juga anggota think tank bernama The Centre, mengatakan partai-partai politik, termasuk UMNO, harus berhenti menggunakan isu rasial untuk mencapai tujuan mereka.
Namun, dia mengatakan bahwa karena Pakatan Harapan (PH) sekarang adalah pemerintah, dia tidak dapat mengabaikan perannya sebagai pembuat kebijakan dan perlu mengambil tindakan untuk mengakhiri konflik rasial.
Menurut dia, rencana pemerintah untuk meratifikasi Statuta Roma tentang Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) adalah contoh kebijakan yang memicu kekhawatiran etnis Melayu, kemudian desas-desus tentang penghapusan bantuan keuangan, subsidi dan subsisten untuk orang miskin.
Dia mengatakan sebenarnya hal tersebut tidak masalah selama ICERD merupakan langkah positif bagi Malaysia, namun sebagian besar penduduk melihatnya secara negatif.
Menurut dia, koalisi PH tidak mampu mengkomunikasikan putusan untuk meratifikasi ICERD dengan mengolok-olok sentimen Melayu dan menurutnya hal itu “menjengkelkan” masyarakat, menyebabkan ketegangan.