Regional

Malaysia desak ASEAN keluarkan solusi jangka panjang soal kabut asap

Malaysia akan beri sanksi pada perusahaan mereka yang bertanggung jawab atas kebakaran di luar negeri

Muhammad Nazarudin Latief  | 19.09.2019 - Update : 20.09.2019
Malaysia desak ASEAN keluarkan solusi jangka panjang soal kabut asap Kabut selimuti seluruh kawasan Putrajaya, pada 18 September 2019, di Malaysia. Menurut laporan media lokal, enam wilayah di Malaysia berada dalam kategori kualitas udara "sangat tidak sehat" akibat kebakaran hutan dan lahan. (Farid Tajuddin - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA

Malaysia mendorong negara-negara di Asia Tenggara memperkuat kerja sama menemukan solusi jangka panjang masalah kabut asap di kawasan itu akibat kebakaran hutan di Indonesia, ujar Menteri Lingkungan Hidup Yeo Bee Yin, Kamis.

Dalam beberapa minggu terakhir, Malaysia dan Singapura dilanda kabut asap yang diakibatkan pembakaran hutan untuk membuka lahan perkebunan di beberapa wilayah Indonesia. Akibatnya, ratusan sekolah tutup dan warga harus memakai masker untuk menghindari terhirupnya partikel asap.

"Saya akan melakukan panggilan konferensi dengan Sekretaris Jenderal ASEAN untuk mendesak pandangan kami dan juga mengekspresikan harapan untuk mekanisme yang lebih efektif di tingkat Asean untuk solusi jangka panjang," ujar Menteri Yeo seperti dilansir Malaymail.

Indonesia, Malaysia, Singapura adalah tiga 10 anggota ASEAN yang sudah menyusun rencana aksi kabut asap regional pada 1997, tetapi Malaysia menganggap hal itu tidak cukup banyak berarti untuk mengembangkan solusi jangka panjang.

Salah satu upayanya adalah UU yang akan dikeluarkan Malaysia untuk memberi sanksi pada perusahaan mereka yang bertanggung jawab atas kebakaran.

Tetapi hanya kerja sama internasional yang dapat menghasilkan solusi jangka panjang, tambah Yeo.

"Hujan buatan hanya sementara. Undang-undang di sini hanya akan berurusan dengan perusahaan Malaysia. Yang kita butuhkan adalah kerja sama internasional untuk solusi jangka panjang."

Pada Selasa, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia sedang mempertimbangkan undang-undang baru untuk memaksa perusahaan dalam negeri mereka menangani kebakaran di tanah yang mereka kuasai di luar negeri.

Yeo mengatakan Malaysia akan terus melakukan upaya penyemaian awan untuk membawa bantuan sementara di daerah-daerah yang dilanda bencana.

Ini melibatkan penyemprotan bahan kimia, seperti natrium klorida dan magnesium oksida, dari pesawat terbang untuk memacu curah hujan.

Malaysia juga akan mempertimbangkan pengerahan drone untuk membantu penyemaian awan, ujar Perdana Menteri Mahathir.

Departemen Pengembangan Islam juga mengeluarkan teks doa minta hujan untuk dibacakan setelah salat Jumat.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.