Malaysia bidik jadi produsen utama bioplastik

JAKARTA 

Usaha kecil dan menengah (UMKM) bisa membuat Malaysia menjadi pusat produksi bio-plastik dunia, ujar perusahaan Malaysian Bioeconomy Development Corporation.

Mohd Shuhaizam Mohd Zain, CEO perusahaan itu mengatakan Malaysia memiliki kebijakan, teknologi, pengetahuan, infrastruktur dan bahan baku yang diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang dinamis dan kondusif untuk pengembangan bioplastik.

Di antaranya adalah Rencana Malaysia ke-12 untuk2021-2025 dan Roadmap Towards No Single-Use Plastic 2018-2030 oleh Kementerian Energi menyediakan dukungan kuat untuk pertumbuhan industri bioplastik.

Negara-negara tetangga seperti Indonesia, Filipina dan Thailand yang mempunyai kapasitas produksi pati, gula dan biopolimer, juga dapat memanfaatkan teknologi konversi bioresin yang tersedia di Malaysia untuk memproduksi bahan bioplastik.

“Tanaman non pangan dan produk pertanian lain seperti limbah kelapa sawit bisa menjadi bahan bioplastik.

“Ada banyak universitas dan lembaga penelitian yang bisa mengkali bagaimana mengonversi limbah pertanian menjadi biopolimet atau bioplastik,” ujar dia seperti dikuti oleh The Star.

Malaysia menurut dia juga mempunyai kedekatan dengan pasar bioplastik besar seperti China, Jepang dan Taiwan sehingga membuatnya siap untuk menjadi produsen utama dan konverter bahan-bahan bioplastik.

“Pada Mei 2019, Bioeconomy Corporation telah memfasilitasi 25 perusahaan dalam menerima Sertifikasi ECO-Label SIRIM untuk produk mereka, yang berfungsi sebagai standar untuk penerapan inisiatif bioplastik dan biodegradable.

"Kami akan meningkatkan jumlah perusahaan untuk Sertifikasi SIRIM ECO-Label sebesar 50 persen dalam dua tahun ke depan dan kami berharap seminar ini akan menjadi katalis untuk mencapai target ini, selain memacu pengembangan industri bioplastik di Malaysia, " ujar dia.