Türkİye, Politik, Dunia

Menlu Turki: Turki raih dukungan global atas langkah AS

Langkah terbaru AS terhadap Turki membuka mata dunia, kata menteri luar negeri

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 16.08.2018 - Update : 16.08.2018
Menlu Turki: Turki raih dukungan global atas langkah AS Ilustrasi. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (tidak terlihat) sedang mengadakan konferensi pers setelah menghadiri Konferensi Duta Besar ke-10 di Ankara, Turki pada 14 Agustus 2018. (Fatih Aktaş - Anadolu Agency)

Ankara

Meryem Goktas dan Sena Guler

ANKARA

Di tengah ketegangannya dengan AS, Turki mendapat dukungan besar dari seluruh dunia, kata menteri luar negeri Turki, Rabu.

"Peristiwa ini telah membuka mata dunia," kata Mevlut Cavusoglu pada konferensi pers bersama dengan sejawatnya dari Sudan, Al-Dirdiri Mohamed Ahmed pada Konferensi Duta Besar ke-10 di ibukota Ankara.

Cavusoglu mengatakan bahwa masyarakat internasional melihat sikap AS yang "tidak sopan terhadap semua negara" sejak pemerintahan Trump berkuasa.

Dia menambahkan bahwa secara internasional juga diketahui bahwa AS akan menggunakan kekuatan ekonominya "secara kasar" terhadap negara lain.

"Jadi semua orang mencari cara untuk keluar dari dolar," katanya.

Cavusoglu menekankan bahwa Turki akan melanjutkan "sikap tegaknya".

"Kami akan melanjutkan upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah ini melalui cara-cara diplomatik... Tetapi kami tidak akan memberikan tekanan atau pembebanan," katanya merujuk ketegangan yang sedang berlangsung antara Ankara dan Washington.

Langkah-langkah yang diambil telah meringankan pasar, tambahnya.

Menyebutkan dukungan kemanusiaan seluruh dunia untuk Turki, Cavusoglu menekankan bahwa Turki telah menggunakan kekuatannya dalam mendukung kemanusiaan serta teman-temannya dan bahwa negara-negara lain mengingatnya.

Turki adalah "negara paling dermawan di dunia" dalam hal bantuan asing, kata dia, menambahkan bahwa orang-orang yang tertindas di seluruh dunia menyadari hal ini dan berdoa untuk ekonomi Turki yang kuat.

Cavusoglu juga menyoroti bahwa Uni Eropa dan negara-negara yang memiliki hubungan ekonomi dengan Turki mendukung ekonomi Turki yang kuat.


Kasus Brunson

Mengenai penahanan Pastor Amerika Andrew Brunson, Cavusoglu mengatakan bahwa AS dan negara-negara lain seharusnya tidak hanya mempertimbangkan kekecewaan mereka sendiri tetapi juga orang lain.

Melihat bagaimana AS memasok sejumlah besar senjata ke YPG/PKK, kelompok teroris di dekat perbatasan Turki, dia mengatakan senjata-senjata itu sekarang dijual di pasar terbuka.

Cavusoglu juga mengutip dukungan AS untuk Fetullah Gulen, pemimpin Organisasi Teror Fetullah (FETO) yang berbasis di Pennsylvania yang berada di belakang usaha kudeta yang digagalkan di Turki pada Juli 2016, menewaskan 251 orang dan melukai ribuan orang.

"Kami melihat bahwa AS mencoba melindungi anggota FETO di negara-negara ketiga," katanya, seraya menambahkan bahwa duta besar AS mendukung anggota FETO di sejumlah negara yang ingin menyingkirkan kelompok itu.

Cavusoglu menyatakan bahwa jika ada kejahatan, semua orang harus tunduk pada proses peradilan. Dia juga mengatakan bahwa Turki ingin menyelesaikan semua masalah melalui negosiasi dan dialog, bukan tekanan dan pembebanan.

"Tapi ada kebingungan yang serius," tambahnya, mengacu pada AS yang mencoba menerapkan tekanan pada Turki.

Jet tempur F-35

Mengenai langkah AS melarang penjualan jet tempur F-35 ke Turki, Cavusoglu mengatakan:

“Langkah tidak memiliki makna yang praktis. Turki sudah menerima dua dari mereka,” Dia menjelaskan bahwa pilot Turki sekarang berlatih dengan jet itu di AS selama dua tahun.

Undang-undang pembelanjaan AS yang ditandatangani minggu ini mencakup tindakan yang melarang penjualan F-35 ke Turki sampai Pentagon mengeluarkan laporan tentang hubungan Turki-AS dalam 90 hari.

Turki telah berada dalam program F-35 sejak tahun 1999. Industri pertahanan Turki telah mengambil peran aktif dalam produksi mereka, termasuk Alp Aviation, AYESAS, Kale Aviation, Kale Pratt & Whitney, dan Industri Penerbangan Turki yang membuat komponen untuk jet tempur F-35 pertama.

Turki berencana untuk membeli 100 jet tempur F-35 di tahun-tahun mendatang.

"Jadi tidak ada penangguhan," kata Cavusoglu, menambahkan bahwa pembatasan pengiriman jet adalah masalah domestik AS.

Dia menambahkan bahwa AS yang menggunakan hal-hal seperti itu untuk menekan negara-negara lain, akan merugikan kedudukan dan prestise mereka.

"Tidak ada negara yang tidak punya alternatif, tidak putus asa, dan setiap negara itu terhormat ... Mereka harus menghormati ini."

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.