Politik, Regional

Masalah Rakhine pengaruhi transisi demokrasi Myanmar

U Zaw Htay mengatakan upaya untuk memulangkan para pengungsi yang melarikan diri ke Bangladesh karena konflik di Rakhine berlanjut

Muhammad Nazarudin Latief  | 05.08.2019 - Update : 06.08.2019
Masalah Rakhine pengaruhi transisi demokrasi Myanmar Ilustrasi: Seorang pria Rohingya, yang melarikan diri dari opresi militer di negara bagian Rakhine, Myanmar, terlihat dengan seekor kambing di kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh pada 9 Desember 2017. Anak-anak Rohingya ingin segera keluar dari konflik dan perjuangan mereka dengan bermain atau menolong keluarga mereka. Orang Rohingya menuntut keamanan, pengembalian izin dan barang-barang mereka. Sejak 25 Agustus, lebih dari 650.000 orang Rohingya menyeberang dari Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB. (Fırat Yurdakul - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Muhammad Latief

JAKARTA

Konflik di Negara Bagian Rakhine utara mempengaruhi transisi demokrasi Myanmar, ujar Juru Bicara Kantor Presiden U Zaw Htay.

"Masalah yang mempengaruhi transisi kita adalah Negara Bagian Rakhine," kata U Zaw Htay pada konferensi pers yang diadakan di Istana Presiden di Nay Pyi Taw pada akhir pekan lalu, seperti dimuat di Myanmar Times, Senin.

“Pemerintah sedang menangani masalah negara bagian Rakhine ketika Arakan Army menyerang pos-pos keamanan pada Agustus 2017. Ini menciptakan rintangan untuk ketenangan dan perkembangan Negara Rakhine, ” ujar U Zaw Htay.

"Karena kita harus mengusahakan stabilitas di Negara Bagian Rakhine, ada kritik dan tekanan dari komunitas internasional," kata U Zaw Htay.

“Dibandingkan dengan negara-negara lain sedang beralih ke demokrasi, masalah seperti kelompok etnis bersenjata dan Rakhine menempatkan Myanmar dalam posisi yang sulit. Memang benar bahwa transisi kami sulit dan kami sedang mengalami masa sulit, ”kata dia.

Menurut dia, demokratisasi adalah proses yang membutuhkan waktu bertahun-tahun dan mungkin akan lebih sulit mengingat lanskap politik Myanmar.

“Kita perlu melanjutkan proses dengan cara Myanmar sendiri. Kita harus bekerja untuk meningkatkan keselamatan warga negara kita, aturan hukum, keadilan, dan pembangunan ekonomi. Negara kita bukan di antara mereka yang bergerak mundur, tetapi kita maju perlahan,” kata dia.

U Zaw Htay mengatakan upaya untuk memulangkan para pengungsi yang melarikan diri ke Bangladesh karena konflik di Rakhine berlanjut. Menurutnya sebuah tim yang dipimpin oleh Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri U Min Thu mengunjungi kamp-kamp pengungsi di Bangladesh pada akhir pekan.

"Delegasi ASEAN juga berpartisipasi dalam perjalanan yang dipimpin oleh U Min Thu, dan dapat dikatakan bahwa perjalanan itu berhasil karena delegasi dapat bertemu dengan para pengungsi dan menjelaskan upaya pemulangan," kata U Zaw Htay.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın