Politik, Regional

Anwar Ibrahim minta kerajaan hormati mandat pemerintahan Mahathir

Ketegangan antara Mahathir dan keluarga kerajaan Johor telah berlangsung selama puluhan tahun

Rhany Chairunissa Rufinaldo  | 01.05.2019 - Update : 02.05.2019
Anwar Ibrahim minta kerajaan hormati mandat pemerintahan Mahathir Politisi Malaysia Anwar Ibrahim. (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

Rhany Chairunissa Rufinaldo

JAKARTA

Mantan wakil perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim memberikan pandangannya tentang perang kata-kata antara Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan keluarga kerajaan Johor, lansir The Straits Times.

Anwar, yang juga ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), pada Rabu mengatakan bahwa keluarga-keluarga kerajaan Malaysia harus menghormati mandat pemilih terhadap partai Pakatan Harapan dan Mahathir untuk memerintah negara.

"Adalah tugas kami untuk menasehati semua orang, termasuk rumah tangga kerajaan, untuk menghormati mandat rakyat dan fakta bahwa PM dan pemerintah memiliki mandat untuk memerintah," kata Anwar seperti dikutip oleh The Malaysian Insight.

Anwar mengatakan posisi Perdana Menteri sangat jelas dan dia terikat oleh Konstitusi.

"Mungkin ada pandangan dan kritik, tetapi jika Anda melakukannya, akan ada tanggapan. Anda mengundang kritik lebih lanjut," ujar dia kepada wartawan.

Komentar itu disampaikan ditengah perseteruan antara Mahathir dan Putra Mahkota Johor Tunku Idris Ibrahim, yang memperdebatkan tentang campur tangan kekuasaan monarki konstitusional dalam masalah politik.

Pada Minggu, Mahathir mengatakan bahwa hanya rakyat yang dapat menurunkannya dari jabatan, setelah Putra Mahkota mengatakan dalam sebuah rekaman video bahwa perdana menteri harus diganti.

"Dia mengira dia adalah orang besar, tetapi dia hanya anak kecil. Jika dia pikir dia besar, pergi dan pilihlah dan turunkan saya," kata sang perdana menteri.

Ketegangan dalam hubungan antara Mahathir dan keluarga kerajaan Johor telah berlangsung selama puluhan tahun, dimulai sejak dia menjabat sebagai perdana menteri untuk pertama kali pada 1981 hingga 2003.

Bulan lalu, mereka kembali bersitegang soal langkah Putrajaya yang berencana untuk menyetujui Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan soal siapa yang memiliki keputusan akhir dalam menunjuk menteri besar Johor baru untuk memimpin pemerintah negara bagian.

Pemerintah kemudian memutuskan untuk menarik diri dari meratifikasi Statuta Roma di ICC setelah Putra Mahkota Johor mengklaim bahwa aksesi terhadap konvensi itu tidak konstitusional.

Secara terpisah, Mahathir pada Senin menegaskan bahwa selama dia masih hidup, dia tidak akan membiarkan Malaysia tersandung dan jatuh, kehilangan martabat dan tujuan.

Sang perdana menteri berpidato setelah menerima penghargaan pada makan malam gala dan malam penghargaan Asosiasi Organisasi Manajemen Asia ke-20.

"Sejak saya menjadi perdana menteri pertama kali, saya sering ditanya rahasia untuk dapat mengelola suatu negara yang sangat beragam sehingga hampir setiap segmen memiliki serangkaian tuntutan dan prioritas yang berbeda," tutur Mahathir.

"Tidak ada rahasia selain konsep yang paling mendasar dan logis ketika kita berhadapan dengan sekelompok orang yang beragam. Begitu kita menetapkan landasan dan tujuan bersama, kita dapat membangunnya," tambah dia.

Sebuah survei baru-baru ini oleh lembaga survei independen Merdeka Centre menunjukkan tingkat persetujuan Mahathir turun menjadi 46 persen dari 71 persen Agustus lalu, sementara peringkat positif untuk pemerintahan Pakatan Harapan yang baru berusia satu tahun hanya mencapai 39 persen.




Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.