Politik, Regional

864 orang tewas sejak kudeta militer Myanmar

Sebanyak 4.893 orang masih ditahan hingga 15 Juni 2021

Devina Halim  | 16.06.2021 - Update : 17.06.2021
864 orang tewas sejak kudeta militer Myanmar Warga Myanmar turun ke jalan menentang junta militer yang melakukan kudeta pada 1 Februari 2021 (Foto file - Anadolu Agency)

Jakarta Raya

JAKARTA 

Korban tewas sejak kudeta militer di Myanmar kembali bertambah menjadi 864 orang, sebagaimana dilaporkan kelompok masyarakat sipil.

Berdasarkan laporan Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Rabu dini hari, ada penambahan satu korban asal Sagaing yang tewas pada Senin dan didokumentasikan Selasa.

Hingga 15 Juni 2021, AAPP mencatat 4.893 orang masih ditahan, sebanyak 182 orang di antaranya dijatuhi hukuman.

AAPP melaporkan pasukan junta melepaskan tembakan pada 14 Juni 2021, setelah dua anak perempuan dari administrator Desa Kyi, Kotapraja Depayin, Sagaing, yang ditunjuk dewan kudeta, ditikam sampai tewas.

Akibat kejadian itu, Aung San, warga Desa Boke, Depayin, tewas tertembak di bagian dada.

Dalam laporannya, AAPP juga mengungkapkan pasukan junta memburu anak muda peserta aksi di Kotapraja Patheingyi setelah dua polisi tewas tertembak di daerah tersebut.

Karena tidak dapat menemukan dua bersaudara yang mengikuti aksi pro-demokrasi di Patheingyi, pasukan junta menyandera keluarganya pada 11 Juni 2021.

Menurut AAPP, pasukan junta menyandera tiga anggota keluarga dari dua pemuda tersebut yakni, ibu mereka yang tidak dalam kondisi sehat, kakak perempuan, serta saudara laki-laki.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.