Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur masih hidup tanpa listrik
02.04.2018

Warga Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, mandi di sungai Tamiang, pada Sabtu 31 Maret 2018. Empat dari delapan desa yang ada di Kecamatan Simpang Jernih yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor, dan HTI Ranto Naro belum tersalurkan arus listrik PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang anak duduk di depan pintu rumahnya di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, Kamis 29 Maret 2018. Empat dari delapan desa yang ada di Kecamatan Simpang Jernih yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor, dan HTI Ranto Naro belum tersalurkan arus listrik PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Warga Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, menjala ikan di Sungai Tamiang, pada Sabtu 31 Maret 2018. Selain berladang, warga kecamatan tersebut juga sering menjalan ikan air tawar di Sungai Tamiang untuk dikonsumsi sehari-hari.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Salim (42) warga Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, sedang menghubungi anaknya yang sedang sekolah di kawasan Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat 30 Maret 2018. Empat desa di Kecamatan Simpang Jernih, yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor, dan HTI Ranto Naro belum memiliki arus listrik PLN sekaligus tidak memiliki jaringan komunikasi, namun ketika ingin menelpon, warga harus berjalan 1,5 kilometer dari perkampungan untuk tiba di sebuah tempat yang mereka namakan bukit sinyal.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Nurma (35) meneteskan air mata ketika bercerita tentang kondisi pendidikan masyarakat di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia, pada 30 Maret 2018. Masyarakat Melidi menganggap Nurma sebagai pahlawan pendidikan, karena telah bersedia mengajari masyarakat setempat untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung (Balitung) sejak 2010, meskipun dirinya hanya tamatan Sekolah Dasar.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Hasbi (53) memperlihatkan instalasi listrik kedondong yang tidak terpakai terdapat di Desa Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, Jumat 30 Maret 2018. Sebelumnya, sempat heboh sebanyak 30 rumah warga di desa setempat diterangi listrik kedondong, namun kenyataannya listrik tersebut tidak berfungsi sama sekali hingga sekarang ini, warga masih menerangi rumah menggunakan lampu teplok atau beberapa warga memiliki ginset.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang wanita paruh baya terduduk di teras kayu rumahnya setelah menjemur daun pandan di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, Sabtu 31 Maret 2018. Setelah dipotong sesuai dengan ukuran tertentu, daun pandan dijemur hingga kering, kemudian raut menjadi tikar yang sering disebut dengan tikar pandan.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Nurma (35), sedang mengajari seorang ibu yang tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung (Balitung) di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia, pada 30 Maret 2018. Sejak 2010, Nurma yang hanya tamatan Sekolah Dasar menjadi guru bagi ibu-ibu di desa Melidi untuk belajar Balitung. Tercatat, sebanyak 80 persen orang dewasa di Melidi tidak Balitung.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang ibu sedang meniduri anaknya dalam ayunan di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, pada Jumat 30 Maret 2018. Sebanyak empat desa dari delapan desa yang ada di kecamatan tersebut, yakni Desa Melidi, Tampor Boor, Tampor Paloh, dan HTI Ranto Naro belum memiliki arus listrik PLN dan jaringan komunikasi, serta jalur transportasi darat sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Dua pelajar berjalan kaki sewaktu pergi sekolah di SD Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, 31 Maret 2018. Setelah menyebrang sungai, pelajar Sekolah Dasar di Melidi harus berjalan kaki naik dan turun bukit untuk bisa tiba di sekolah dengan jarak sekira 2 kilometer.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Murni (30) memperlihatkan lampu yang dihidupkan dari baterai ABC di Desa Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, pada Jumta 30 Maret 2018. Empat desa dari delapan desa yang ada di Kecamatan Simpang Jernih yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor, dan HTI Ranto Naro belum terjangkau arus listrik dari PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Nurma (35), sedang mengajari seorang ibu yang tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung (Balitung) di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia, pada 30 Maret 2018. Sejak 2010, Nurma yang hanya tamatan Sekolah Dasar menjadi guru bagi ibu-ibu di desa Melidi untuk belajar Balitung. Tercatat, sebanyak 80 persen orang dewasa di Melidi tidak Balitung.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang anak menunggu temannya ketika hendak berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, Sabtu 31 Maret 2018. Anak-anak di desa setempat harus menempuh perjalanan kaki berjarak 2 kilometer untuk bisa tiba di SD Negeri Melidi, sedangkan sebagian siswa yang tinggal di seberang sungai masih dalam kawasan desa Melidi harus menumpangi sampan atau getek untuk ke sekolah.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Anak perempuan di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, sedang latihan tarian Bines dalam kondisi gelap gulita, hanya dibantu penerangan dari lampu baterai, Jumat, 30 Maret 2018. Empat desa di Kecamatan Simpang Jernih belum memiliki arus listrik dari PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Pemuda Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, sedang membuat sampan pada Kamis 29 Maret 2018. Sampan kayu merupakan salah satu transportasi yang digunakan warga kecamatan Simpang Jernih untuk pergi ke desa dan bahkan turun ke perkotaan.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Dua pelajar menyebarangi sungai menggunakan sampan sewaktu pergi sekolah di SD Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, 31 Maret 2018. Para pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Melidi harus menyebrangi sungai ketika pergi sekolah menumpangi boat getek atau sampan, karena kawasan Melidi tidak memiliki jembatan penyebrangan. (

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang warga Desa Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia menyalakan api di tungku guna memasak nasi menjelang malam hari, pada Jumart 30 Maret 2018. Empat dari delapan desa yang ada di Kecamatan Simpang Jernih, yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor dan HT Ranto Naro belum tersalurkan arus listrik PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Warga Desa Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, menaiki sampan ketika hendak menuju ke suatu tempat pada Jumat 30 Maret 2018. Sampan merupakan transportasi yang digunakan warga setempat untuk pergi berkebun atau mengunjungi desa-desa lain yang ada di Kecamatan Simpang Jernih.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Masyarakat Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, menumpangi boat ketika pergi ke Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, pada Sabtu 31 Maret 2018. Sampan tersebut merupakan transportasi utama yang sering digunakan warga yang tinggal di pedalaman Aceh Timur untuk pergi ke kota dengan biaya Rp50 ribu sekali sekali jalan, dengan memakan waktu 5 jam perjalanan.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang warga sedang bersantai di halaman rumahnya setelah menjemur jaring yang biasa digunakan untuk menangkap ikan di Sungai Tamiang kawasan Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, Jumat 30 Maret 2018. Selain berladang, masyarakat setempat juga sering menangkap berbagai jenis ikan air tawar untuk dimakan sehari-hari yang ada di sungai Tamiang.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang anak mandi di halaman rumahnya di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, pada Kamis 29 Maret 2018. Empat dari delapan desa yang terdapat di Kecamatan Simpang Jernih yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor, dan HTI Ranto Naro belum tersalurkan arus listrik dari PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Anak-anak warga Desa Tampor Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia mengaji dibantun dengan alat penerangan lampu teplok, pada Jumat 30 Maret 2018. Empat desa di Kecamatan Simpang Jernih, belum memiliki saluran arus listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejak kecamatan itu beridiri pada 1919.

Sebagian warga Desa Simpang, Aceh Timur  masih hidup tanpa listrik
Fotoğraf: Khalis Surry

Seorang anak perempuan bermain bola voli di halaman rumahnya di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, pada Kamis 29 Maret 2018. Empat dari delapan desa yang ada di Kecamatan Simpang Jernih yakni Melidi, Tampor Paloh, Tampor Boor, dan HTI Ranto Naro belum tersalurkan arus listrik dari PLN sejak daerah itu berdiri pada tahun 1919.

instagram_banner

Ikuti kami di Instagram untuk beragam gambar-gambar menakjubkan dari pusat-pusat kehidupan di seluruh Dunia.

Baru