
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 September 2017 menjadi perpustakaan tertinggi di dunia karena memiliki 27 lantai.

Dengan luas bangunan hingga 50.197 meter persegi dan tinggi mencapai 126,3 meter, Perpustakaan Nasional mengusung konsep green building dengan konsumsi energi 150 kwh/mm2 per tahun.

Pemerintah mengeluarkan anggaran Rp 465 miliar untuk pembangunan gedung yang mempunyai layanan berbeda di setiap lantainya ini.

Perpustakaan Nasional membagi lantainya menjadi layanan keanggotaan perpustakaan nasional, ruang teater, ruang zona promosi budaya baca, data center, layanan anak, lansia dan disabilitas, layanan koleksi buku langka hingga layanan multimedia.

Pada bangunan depan gedung Perpustakaan Nasional dipamerkan sejarah aksara nusantara dan perkembangannya hingga kini.

Di lobby depan Perpustakaan Nasional, ditampilkan juga 15 replika naskah dengan menggunakan aksara sekaligus media penulisan yang sama dengan aslinya.

Salah satu literatur bersejarah yang terdapat di Perpustakaan Nasional adalah kitab Negarakertagama dan Babad Diponegoro. Kedua naskah tersebut bahkan sudah masuk dalam Memory of The World UNESCO.

Bagi pengujnjung yang ingin mengetahui lebih dalam sosok-sosok pemimpin Indonesia, Perpustakaan Nasional juga menyimpan buku-buku biografi para mantan Presiden.

Pengunjung Perpustakaan Nasional tidak hanya berasal dari kalangan anak sekolah atau mahasiswa. Namun, ada juga orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk berkenalan dengan dunia literatur Indonesia dari koleksi-koleksi buku di sini.

Perpustakaan Nasional tidak hanya menyimpan buku-buku terkini ataupun bersejarah, namun juga koleksi media massa terbitan puluhan tahun silam.

Menelusuri peristiwa-peristiwa bersejarah bisa dilakukan dengan membaca mikrofilm berisi koran-koran hingga terbitan dua abad silam. Tertua, di Lantai 8 Perpustakaan Nasional tersimpan menyimpan koran terbitan tahun 1810 yakni Javache Courant.

Tidak hanya mempunyai area-area baca yang luas, namun juga Perpustakaan Nasional memiliki ruang baca yang hanya dapat ditempati satu orang.

Dengan lokasi yang berada di jantung kota Jakarta, Perpustakaan Nasional memberikan suasana baru kepada pengunjung yang ingin berkonsentrasi membaca namun juga dapat menyaksikan pemandangan sebagian kota Jakarta.