Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
19.03.2018

Warga mencari pasir di bantaran Sungai Citarum di Desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Seorang pria memancing di air yang dialiri limbah tekstil di kawasan desa Solokan Jeruk, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Sejumlah anak berenang di sungai Citarum di Desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Warga mencari pasir di bantaran Sungai Citarum di Desa Parigi, Ciparay, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Ganjar, 13 tahun, menderita penyakit kulit karena menggunakan air Sungai Citarum yang sudah terkontaminasi limbah pabrik untuk mandi sehari-hari di Desa Sukamaju, Majalaya, Jawa Barat, Indonesia, 16 Maret 2018. Warga di permukiman sekitar industri pabrik tekstil banyak mengalami penyakit kulit karena mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Ganjar, 13 tahun, menderita penyakit kulit karena menggunakan air Sungai Citarum yang sudah terkontaminasi limbah pabrik untuk mandi sehari-hari di Desa Sukamaju, Majalaya, Jawa Barat, Indonesia. Warga di permukiman sekitar industri pabrik tekstil banyak mengalami penyakit kulit karena mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Ecep, 43 tahun, aktivis lingkungan mengambil air yang tercemar limbah di salah satu lubang pembuangan limbah di Desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Ecep, 43 tahun, aktivis lingkungan melihatkan air yang tercemar limbah (kanan) dan tidak tercemar (kiri) di desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Aktifitas bantaran Sungai Citarum Desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Seorang warga mengambil pasir di sungai Citarum desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Sebuah spanduk memberitahukan adanya kamera pantau di dinding salah satu pabrik tekstil desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Aktivis lingkungan dari Komunitas Elingan menggunakan peruhu karet saat memantau pembuangan limbah dari beberapa pabrik tekstil desa Suka Maju, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sebanyak 200 industri tekstil di wilayah Majalaya diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak Sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

JAWA BARAT, INDONESIA - 16 MARET : Aktivis lingkungan dari Komunitas Elingan menggunakan peruhu karet saat memantau pembuangan limbah dari beberapa pabrik tekstil desa Mekar Sari, Ciparay, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 16 Maret 2018. Sebanyak 500 industri tekstil diduga mengaliri limbahnya ke tiga anak sungai Citarum yakni, Sungai Sasak Bejol, Sungai irigasi Ciwalengke dan Sungai Cikacembang. ( Eko Siswono Toyudho - Anadolu Agency )

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Pertemuan antara Sungai Cikijing yang dialiri limbah tekstil (kanan) dan aliran sungai Citarum yang belum terkena limbah di kampung Rancalongong, Solokan Jeruk, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Limbah yang dialiri ke Sungai Cikijing, Citarik, tersebut merupakan limbah tekstil yang berasal dari industri di wilayah Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Aliran sungai Cikijing berwarna hitam akibat dialiri limbah tekstil (kiri) bertemu dengan aliran Sungai Citarum yang belum terkena limbah di kampung Rancalongong, Solokan Jeruk, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Limbah yang dialiri ke Sungai Cikijing, Citarik, tersebut merupakan limbah tekstil yang berasal dari industri di wilayah Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Aliran sungai Cikijing berwarna hitam akibat dialiri limbah tekstil (kiri) dan air Sungai Citarum yang belum terkena limbah terlihat di kampung Rancalongong, Solokan Jeruk, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Limbah yang dialiri ke Sungai Cikijing, Citarik tersebut merupakan limbah tekstil yang berasal dari industri di wilayah Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Kehidupan di bantaran Sungai Citarum
Fotoğraf: Eko Siswono Toyudho

Aliran sungai Cikijing berwarna hitam akibat limbah tekstil di kampung Rancalongong, Solokan Jeruk, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Limbah yang dialiri ke Sungai Cikijing, Citarik tersebut merupakan limbah tekstil yang berasal dari industri di wilayah Rancaekek, Bandung.

instagram_banner

Ikuti kami di Instagram untuk beragam gambar-gambar menakjubkan dari pusat-pusat kehidupan di seluruh Dunia.

Baru