
Pengunjung anak diperkenalkan dengan kesenian menggambar di fasilitas Children Art Space yang ada di dalam Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. Desain interior ruangan ini menampilkan instalasi gabungan karya seni dan mural seniman Entang Wiharso.

Pengunjung anak diperkenalkan dengan kesenian menggambar di fasilitas Children Art Space yang ada di dalam Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. Desain interior ruangan ini menampilkan instalasi gabungan karya seni dan mural seniman Entang Wiharso.

Pengunjung membaca keterangan lukisan yang dipamerkan di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. memamerkan 90 karya seni dari 70 seniman dunia. Puluhan karya yang ditampilkan di museum yang berlokasi di Jakarta Barat ini merupakan milik kolektor lukisan Haryanto Adikoesoemo dan dikuratori oleh Agung Hujatnika dan Charles Esche.

Lukisan karya Dullah yang dikenal sebagai pelukis Istana Presiden era Soekarno yang bertugas tahun 1950-1960 masuk dalam bagian era Kemerdekaan dan Setelahnya dalam pameran bertajuk Art Turns, World Turns di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) di Jakarta 6 November 2017.

Pengunjung melintas di depan lukisan berjudul Rush 20 karya Robert Rauschenburg (kanan) di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. Karya Rauschenburg masuk dalam era Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi bersama dengan karya-karya pop art lainnya seperti miliki Andi Warhol dan Arahmaiani.

Karya instalasi milik Agapetus Kristiandana yang berjudul In Memoriam (1964) menggambarkan negara-negara yang bergantung dengan Amerika Serikat dipamerkan di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017.

Instalasi berjudul Dunia Jatuh ke Bumi karya pematung Rudi Mantofani dipamerkan di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017.

Tiga lukisan karya I Nyoman Masriadi dipamerkan di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. Sang pelukis dikenal sebagai seniman yang paing berhasil secara komersil dalam ranah seni Indonesia saat ini.

Pengunjung memerhatikan karya Ai Weiwei yang merupkan seniman artis kontemporer sekaligus aktivis Tiongkok di dalam Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. Karya Ai Weiwei dikenal menyuarakan permasalahan dunia saat ini.

Pengunjung berdiri di depan karya seniman Tiongkok Cai Guo-Qiang yang terbuat dari kertas dan taburan bubuk mesiu di dalam Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017.

Pengunjung melintas di depan lukisan berjudul Rush 20 karya Robert Rauschenburg (kanan) di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017. Karya Rauschenburg masuk dalam era Pergulatan Seputar Bentuk dan Isi bersama dengan karya-karya pop art lainnya seperti miliki Andi Warhol dan Arahmaiani.

Pengunjung memperhatikan cerita di balik lukisan karya FX Harsono yang berbicara tentang konflik ras yang pernah terjadi di Indonesia (kiri), yang bersanding dengan lukisan milik seniman Bali I Dewa Ngakan Made Andana yang menggambarkan korban 1965 di Bali. Dua lukisan tersebut dipamerkan di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) di Jakarta, 6 November 2017.