Tiga tewas akibat konflik tanah di Mesuji, Lampung
Polri dan TNI menyiagakan 500 personel untuk mengendalikan
Jakarta Raya
Nicky Aulia Widadio
JAKARTA
Bentrok antarkelompok mengakibatkan tiga orang tewas dan sebelas orang luka di Mesuji, Lampung pada Rabu siang lalu.
Juru bicara Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengatakan bentrok dipicu persoalan pengelolaan lahan yang sebetulnya merupakan hutan lindung.
“Satu sisi pendatang ke sana untuk mengolah tanah, tapi ada satu sisi lain yang mengklaim hak atas tanah tersebut,” kata Asep di Jakarta, Kamis.
Menurut Asep, masyarakat atau kelompok tertentu semestinya tidak boleh mengelola hutan lindung
Ini juga bukan kali pertama persoalan pengelolaan tanah terjadi di wilayah Mesuji.
“Berdasarkan riwayat konflik di sana sudah beberapa kali terjadi dan yang menjadi latar belakang persoalan itu sama soal mengolah lahan,” jelas Asep.
Asep menuturkan situasi di Mesuji telah terkendali. Polri dan TNI menyiagakan 500 personel untuk mencegah gesekan lebih lanjut.
Selain itu, polisi juga melaksanakan patroli siber untuk mencegah penyebaran kabar yang berpotensi memprovokasi.
Berdasarkan kronologi yang dihimpun polisi, gesekan bermula ketika kelompok Mesuji Raya membajak tanah garapan di KHP Register 45 Mekar Jaya
Kelompok warga dari Mekar Jaya mengetahui hal itu dan menyita bajak tersebut. Mereka juga menanyakan siapa yang memerimtahkan pembajakan tersebut.
Setelah operator bajak pulang, sekelompok warga Mesuji Raya datang membawa senjata tajam dan menyerang kelompok warga Mekar Jaya.
Kelompok Mekar Jaya sempat melakukan perlawanan hingga akhirnya menimbulkan korban jiwa.
Polisi masih memeriksa lebih lanjut kasus ini untuk menentukan tersangka.